Teknologi di balik video deepfake dapat pula bermanfaat bagi masyarakat

Redaksi Tekno
Penulis Redaksi Tekno
Getty Images



ZONAUTARA.com – Kemajuan dalam teknologi video deepfake telah menyebabkan peningkatan pesat video jenis tersebut. Aplikasi face-swapping seperti Zao, misalnya, memungkinkan pengguna untuk menukar wajah mereka dengan selebriti atau tokoh terkenal.

Teknologi baru ini memungkinkan kita menghasilkan duplikat wajah asli atau membuat gambar baru dan sangat nyata, bahkan dari orang-orang yang tidak ada.

Teknologi baru ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan identitas bagi banyak kalangan. Jika wajah kita dapat dibuat dengan algoritma, apakah mungkin untuk mereplikasi lebih banyak detail identitas digital pribadi kita?

Memang, teknologi telah berkembang pesat dari hanya menduplikasi wajah, ke seluruh tubuh. Perusahaan teknologi tak tinggal diam dengan hal ini. Google merilis 3.000 video deepfake dengan harapan agar para peneliti mengembangkan metode memerangi konten berbahaya dan mengidentifikasinya dengan lebih mudah.

Sementara pertanyaan yang diajukan dengan benar tentang konsekuensi teknologi deepfake, penting bagi kita untuk tidak melupakan fakta bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk kebaikan.

Misalnya, pengembangan model deep fake memunculkan kemungkinan baru dalam perawatan kesehatan. Privasi pasien dapat dijaga dengan baik. Dengan sejumlah big data pasien digital, satu rumah sakit dengan daya komputasi yang memadai dapat menciptakan populasi pasien virtual yang sepenuhnya imajiner.

Teknologi ini dapat memungkinkan para peneliti untuk menghasilkan data untuk mengembangkan dan menguji cara-cara baru dalam mendiagnosis atau memantau penyakit tanpa mempertaruhkan pelanggaran dalam privasi pasien yang sebenarnya.

Contoh-contoh dalam perawatan kesehatan ini menyoroti bahwa AI adalah teknologi yang tidak melulu berdampak buruk, tapi bisa digunakan untuk kebaikan. Tergantung pada konteks bagaimana kita menggunakannya.

Geraint Rees dari Institute of Cognitive Neuroscience, University College London, lewat artikelnya yang diterbitkan oleh World Economic Forum, mengatakan bahwa universitas memiliki peran penting dalam penelitian dan inovasi dan berfokus untuk memberi dampak positif bagi dunia.

Ress yakin bahwa AI harus melengkapi dan meningkatkan upaya manusia, bukan menggantikannya. Manusia perlu menggabungkan checks and balances dan mencegah penggunaan teknologi yang tidak tepat.

Para ahli yang berbeda pun berbondong-bondong untuk menciptakan infrastruktur dan koneksi yang tepat untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi yang ada, dapat membantu masyarakat di jalan yang positif.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com