Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan produksi ikan tangkap yang tinggi. Hal itu didukung luas wilayah provinsi Sulawesi Utara yang sebagian besar merupakan wilayah perairan. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai diuntungkan dengan hal itu karena menjadikan hasil laut sebagai salah satu mata pencaharian.
Demikian pula dengan masyarakat yang bermukim di Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara yang rata-rata menggantungkan kehidupan mereka dari hasil laut. Belang berada di wilayah pesisir pantai sebelah Selatan Minahasa. Ratusan perahu nelayan berbagai tipe terparkir di perairan Belang setiap hari. Pun demikian dengan puluhan kapal penangkap ikan berukuran besar siap melaut saban hari.
Umumnya kapal penangkap ikan tersebut melaut untuk mencari ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) atau tongkol putih. Mereka melaut hingga ke perairan Gorontalo dan membawa pulang 3 hingga 4 ton Cakalang selama tiga hari melaut. Jika lagi beruntung satu kapal penangkap ikan bisa membawa hasil tangkapan hingga 8 ton ikan segar.
Saat sandar di dermaga perikanan Belang, ikan-ikan segar ini telah dinanti para pengusaha industri rumah tangga ikan asap atau yang dikenal dengan Cakalang Fufu. Fufu dalam bahasa Manado berarti dipanggang (diasap). Para pengusaha ini membeli ikan segar Cakalang dari para nelayan seharga Rp 17.500 per kilogram. Salma, salah satu pengusaha Cakalang fufu mengaku setiap hari membeli sebanyak 1 ton ikan cakalang untuk diolah di tempat pengolahan tradisionalnya.
Bersama suaminya Jefry, mereka telah mengolah Cakalang fufu sejak 30 tahun silam. Hasil usaha Cakalang fufu itu mereka gunakan untuk membangun rumah dan menyekolahkan anak-anak mereka. Kini, Salma sudah memiliki mobil sendiri yang digunakan mengangkut Cakalang fufu untuk didistribusikan ke pasar-pasar traditional di Minahasa.
Setiap pagi, suaminya bertugas membeli ikan dari nelayan yang baru selesai melaut. Setelah itu ikan dibersihkan dan diolah di perapian menjelang sore hari. Subuh keesokan harinya Salma, membawa ratusan Cakalang fufu yang dijepit dengan bambu itu ke langganan yang menunggunya di pasar. Satu jepit Cakalang fufu yang merupakan setengah bagian dari ikan cakalang dijual ke pedagang seharga Rp 25.000.
Di Belang sendiri terdapat puluhan pengusaha industri skala rumah tangga Cakalang fufu. Daerah ini dikenal sebagai pemasok utama Cakalang fufu karena kualitasnya yang sangat terjaga. Salma, mengakui bahwa mereka tidak pernah sama sekali menggunakan zat kimia saat mengolah Cakalang fufu. Tak heran, produksi Cakalang fufu mereka bahkan dijadikan ole-oleh hingga ke luar daerah. [RONNY ADOLOF BUOL]