Lalu dihadirkan juga para Kepala Dinas, Asisten Sekda, lima Walikota, Kepala Biro, dan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
Mawardi menyebut rapim 19 Agustus itu merupakan rapat terakhir Anies bersama Suzi di Balai Kota sebelum Suzi dinyatakan terjangkit positif corona. Pasalnya dari tanggal 20 sampai 23 sudah memasuki waktu libur panjang.
“Betul (19 Agustus terakhir rapat). Tanggal 20 sampai dengan 23 Agustus libur,” jelasnya.
Karena itu, kalangan pejabat teras yang terjangkit virus yang awalnya ditemukan di China ini bisa saja bertambah. Kendati demikian, Pemprov masih juga bungkam dengan hal ini.
Masalah corona di kalangan perkantoran sendiri bukan hal baru. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) Andri Yansah meminta agar kasus corona pada pegawai tak ditutup-tutupi.
Ia meminta agar manajemen kantor tak takut melaporkan jika ada kejadian itu. Sebab jika ditutup-tutupi, Pemprov malah akan kesulitan mengambil tindakan dan penelusuran pasien demi mencegah penularan menyebar.
“Malah kita minta ada kerja sama dari perusahaan. Jangan ditutup-tutupi, toh juga kita tidak melakukan apa-apa kok. Malahan, buat perusahaan itu sehat dan bisa beraktivitas kembali,” jelasnya.
Karena itu, ia meminta agar pihak kantor mau bekerja sama demi mencegah penularan corona di Jakarta. Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus dijalankan dan gugus tugas kantor harus aktif melakukan pengawasan.
“Makanya saya minta kepada perusahaan, perkantoran, betul-betul mengaktifkan yang namanya gugus tugas internal perusahaan. Terus jgn takut dilakukan pengetesan, jangan takut melakukan pelaporan kalau ada karyawan terpapar,” pungkasnya.