KOTAMOBAGU, ZONAUTARA.com– Cukup lama kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan di semua sekolah di Kota Kotamobagu. Sebagai gantinya, pembelajaran melalui daring dan luring diterapkan.
Untuk tingkat SMP dan SMA, jika jaringan internet sedang bagus, pembelajaran daring atau online mudah dilakukan dan siswa akan mudah mengerti materi diberikan.
Namun untuk siswa SD, luring atau kunjungan ke rumah menjadi pilihan terbaik para guru agar maksimal siswa menerima materi yang disiapkan.
Yang menjadi tantangan selama melakukan luring, ungkap Ninggry Mokoagow, guru di SD Negeri 1 Upai, Kecamatan Kotamobagu Utara, adalah bagaimana tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Selama luring harus bekerja ekstra. Di satu sisi harus menjangkau murid dengan melakukan kunjungan ke rumah, sementara di sisi yang lain juga harus tetap mewaspadai ancaman virus Covid-19,” ungkapnya.
Dia selalu waspada selama melakukan kunjungan dari satu rumah ke rumah siswa lainnya. Menurut dia, 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) menjadi senjata utama mencegah penularan Covid-19.
“Selalu waspada jangan sampai kita tertular atau malah menularkan kepada siswa yang dikunjungi maupun keluarganya. Itu sih (prokes 3M) yang saya terapkan selama masa luring lalu,” bebernya.
Ibu guru berusia 24 tahun ini menceritakan, beberapa kali dirinya mengambil sikap tegas dengan membatalkan kunjungan pembelajaran karena orang tua kurang proaktif dengan protokol kesehatan kepada anak mereka.
“Hal itu tentunya harus saya lakukan. Mengingat di masa pandemi ini kita semua harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan,” ujarnya.
Sekarang, semua sekolah di Kotamobagu sudah diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Dia selalu mengingatkan siswa dan orang tua supaya memerhatikan betul masker dan menjaga jarak selama di lingkungan sekolah.
Wadah cuci tangan sudah disiapkan sekolah. Sebelum masuk dan ketika ke luar ruangan, semua wajib cuci tangan.
“Harapan kita semua pandemi ini segera berakhir dan aktivitas terutama di sekolah normal lagi. Anak-anak selain belajar juga bisa bermain dengan teman mereka,” ucapnya.
Penulis: Rensa Bambuena/Kronik Totabuan