Welcome to Zonautara.com
Kami menyajikan beragam informasi baik berupa berita, artikel, opini maupun data. Telusuri melalui index.
Anda dapat mendengarkan podcast yang membahas sejumlah liputan mendalam kami.
Ratusan ton daging kelelawar saban tahun berakhir di meja makan warga Sulawesi Utara. Padahal di habitat aslinya di wilayah Sulut, koloni kelelawar terus menghilang. Kini pedagang kelelawar mengambil kelelawar dari para pemburu hingga ke Sulawesi Tenggara bahkan ke Kalimantan. Meski berpotensi menyebarkan zoonosis, nyatanya belum terlihat tindakan serius dari stakeholder terkait untuk menekan pengambilan di alam dan perdagangan kelelawar. Selain terancam punah, transportasi kelelawar lintas provinsi tidak memperhatikan aspek kesehatan.
Tanjung Binerean di Bolaang Mongondow Selatan adalah lokasi penting terakhir bagi burung maleo di semenanjung utara Sulawesi. Populasi maleo terancam akibat perambahan, alih fungsi lahan, dan pengambilan telur liar. Sejak 2007, WCS dan Celebica melindungi kawasan ini dengan membebaskan lahan dan melibatkan masyarakat. Upaya konservasi ini menjadikan Tanjung Binerean sebagai benteng terakhir pelestarian maleo di wilayah tersebut. Pendekatan ke masyarakat dan Pemerintah Daerah Bolsel, menelurkan Perda Perlindunggan Koridor bagi Maleo yang memberi jaminan proteksi bagi area peneluran dan koridor masuk maleo.
Pulau Siau di Kabupaten Kepulauan Sitaro menghadapi krisis air bersih yang parah, terutama di wilayah Siau Barat Utara, akibat topografi vulkanik yang sulit menyimpan air tanah dan curah hujan yang semakin menurun. Warga bergantung pada penampungan air hujan dan membeli air dari desa lain dengan harga tinggi, yang memberatkan ekonomi mereka. Pemerintah daerah belum memiliki strategi mitigasi yang konkret, meskipun proyeksi iklim menunjukkan penurunan curah hujan hingga 20% dalam dekade mendatang. Para ahli merekomendasikan pembangunan sistem pemanenan air hujan komunal dan bendung kaskade sebagai solusi, namun implementasinya terhambat oleh keterbatasan anggaran dan kurangnya prioritas kebijakan.
Di Kepulauan Sangihe, penangkapan dan perdagangan hiu berlangsung tanpa pengawasan memadai. Nelayan di Batuwingkung dan Petta menangkap berbagai spesies hiu, termasuk yang terdaftar dalam Apendiks II CITES, seperti hiu lanjaman dan hiu martil. Aktivitas ini tidak tercatat secara resmi, dan pengiriman produk hiu ke Manado dan Bitung sering dilakukan tanpa dokumen perizinan yang sesuai. Ketiadaan data yang akurat serta minimnya pengawasan dari instansi terkait, seperti BPSPL dan Dinas Kelautan dan Perikanan, memperparah situasi ini. Kondisi ini menunjukkan perlunya penegakan regulasi dan pengawasan yang lebih ketat untuk menjaga keberlanjutan populasi hiu di wilayah tersebut.
Sulut kerap dijadikan titik transit pelaku kejahatan terhadap satwa liar terutama paruh bengkok dari daerah asal penangkapan untuk diselundupkan ke luar negeri. Wilayah Sulut yang berbatasan dengan Filipina, ditambah minimnya pengawasan membuat para pelaku leluasa menjalankan aksinya. Meski sering juga tertangkap, namun aktivitas ini terus berlangsung. Burung paruh bengkok didatangkan dari wilayah Papua dan Maluku Utara.
Meskipun diklaim sebagai proyek strategis nasional untuk pengelolaan air dan energi, pembangunan ini menyebabkan penggusuran paksa, hilangnya lahan produktif, dan kesulitan ekonomi bagi warga, terutama perempuan petani. Warga mengeluhkan kurangnya ganti rugi yang adil dan merasa hak-hak mereka diabaikan dalam proses pembangunan. Berbagai pihak, termasuk aktivis perempuan dan hukum, mengkritisi tindakan pemerintah dan menekankan perlunya pemulihan hak-hak korban serta prioritas bagi perempuan petani dalam reformasi agraria.
Gunawan Kastroredjo (Alm), warga Purworejo, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, memilih untuk melestarikan pohon penghasil gaharu jenis Gyrinops rosbergii dengan menanam 250 pohon sejak tahun 2000. Meskipun gaharu memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai bahan baku parfum dan kosmetik, Gunawan tidak tergoda untuk menjual pohon-pohonnya. Sebaliknya, ia fokus pada pelestarian dan hanya menjual bibit gaharu bersertifikat ke berbagai daerah di Indonesia. Lahan miliknya juga menjadi objek penelitian oleh berbagai lembaga riset. Gunawan menggunakan teknik inokulasi untuk meningkatkan kualitas gubal gaharu, yang pernah dihargai hingga Rp20 juta per pohon. Melalui upaya ini, ia berharap masyarakat sadar akan pentingnya melestarikan gaharu dan turut serta dalam budidayanya.
Pemerintah Kabupaten Bolmong tengah mengembangkan inovasi pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif melalui teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF). Proyek ini bekerja sama dengan perusahaan Australia, ESI Scholer, yang akan membangun pabrik RDF berkualitas tinggi pertama di Indonesia. Pabrik ini dirancang untuk menghasilkan RDF dengan nilai kalor 4.500–5.500 Kcal, melebihi rata-rata nasional yang berkisar di 3.500 Kcal. Dengan kualitas tersebut, RDF Bolmong diperkirakan memiliki harga jual Rp500–700 ribu per ton, lebih tinggi dibandingkan RDF dari daerah lain yang rata-rata dijual Rp300 ribu per ton. Investasi proyek ini ditaksir mencapai Rp30 miliar dan direncanakan akan memulai studi kelayakan pada awal Mei 2025. Inovasi ini juga telah meraih peringkat ketiga dalam North Sulawesi Investment Challenge 2024 dan akan mewakili Sulawesi Utara di Osaka World Expo 2025.
Podcast ini membahas tentang peran penting jurnalisme lingkungan di era digital, terutama di Sulawesi Utara yang kaya keanekaragaman hayati namun menghadapi banyak ancaman lingkungan. Perbincangan ini menyoroti tantangan yang dihadapi media lokal dalam meliput isu lingkungan secara mendalam, seperti keterbatasan finansial, sumber daya manusia, dan waktu. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, kolaborasi antara media dengan berbagai pihak seperti LSM, akademisi, dan komunitas lokal sangat diperlukan. Termasuk menekankan pemanfaatan Open Source Intelligence (OSINT), yaitu pengumpulan dan analisis data dari sumber publik, sebagai alat yang ampuh bagi jurnalis dan kreator konten untuk mengungkap isu lingkungan secara berbasis bukti. Sumber-sumber tersebut juga menggarisbawahi peran krusial anak muda dan media sosial dalam menyebarkan informasi dan mengamplifikasi suara konservasi, sambil tetap mengingatkan pentingnya verifikasi, etika, dan keamanan digital dalam praktik jurnalisme dan OSINT.
Sign in to your account