Allan Umboh:
"Mereka bilang saya akan gila"

Anak tanah Manado, pecinta sastra, penulis buku, aktifis pramuka. Begitu yang tertulis di sampul leaflet yang dia serahkan siang itu.

 

Allan terlihat bersemangat. Itu memang ciri khasnya. Kami mendatangi Allan di Sekolah Luar Biasa Kasih Angelia Bitung. Siang itu dia mengajar di sebuah ruang kelas yang diisi oleh dua muridnya, setara Kelas III SMA.

 

Pria kelahiran 1983 ini terlihat kesulitan melangkah. Respon motoriknya lambat. Keringat terus bercucuran dari kepalanya yang plontos. Bicaranya susah dimengerti. Tapi itu bukan halangan bagi Allan.

 

Pagi-pagi dia sudah datang ke sekolah dari Talawaan, Minahasa Utara yang berjarak sekitar 40 kilometer. Allan naik kenderaan umum. Cacat tubuh yang dimilikinya bukan halangan baginya.

 

“Pagi saya mengajar, siang saya kampanye dan malam saya latihan teater,” ujar Allan dengan suara terbata-bata.

 

Beberapa bulan ini dia memang rutin berkampanye, termasuk membagikan leaflet yang berisi profil dirinya itu. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengakomodir Allan sebagai calon legislatif (caleg). Tak tanggung-tanggung, Allan maju sebagai Caleg untuk DPR RI daerah pemilihan Sulut.

 

Allan Zefo Umboh, SS. S.Pd adalah penyandang disabilitas yang berani maju sebagai caleg. Kami mewawancarainya usai melihat dia mengajar.

 

 

***

Zonautara: Bagaimana ceritanya bisa maju sebagai caleg?
Allan: Teman-teman yang mendorong saya maju. Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum membuka peluang bagi kaum disabilitas untuk jadi caleg.

 

Kenapa memilih PSI?
Partai ini saya lihat sesuai dengan ideologi saya. Saya tidak suka praktik korupsi dan intoleransi. Saya lihat itu semangatnya PSI.

 

Apakah keluarga mendukung?
Pertama ragu. Tapi mereka lihat saya berani maju, mereka dukung.

 

Maju sebagai caleg itu butuh dana lho …
Ada saja yang mau menyumbang untuk dana sosialisasi saya.

 

Bagaimana waktu proses tes di partai?
Saya ikut tes di Jakarta. Waktu itu yang menguji saya adalah pak Mahfud MD, tim independen yang dibentuk PSI. Pak Mahfud tanya bagaimana saya akan meyakinkan masyarakat. Saya jawab, saya akan memberi edukasi yang baik tentang politik.

 

(Mahfud MD waktu itu ditunjuk oleh PSI sebagai anggota tim seleksi caleg)

 

Mengapa pilih maju di DPR RI?
Di level kabupaten dan kota serta provinsi, banyak teman saya yang menjadi calob legislatif. Saya tidak ingin bersaing dengan mereka.

 

Selain anda, adakah lagi caleg dari kaum disabilitas?
Sejauh yang saya tahu di Sulawesi Utara mungkin cuma saya.

 

Sejauh mana, anda melihat peluang anda terpilih?
Sejak Oktober tahun lalu, saya bersama tim sudah naik turun rumah, dan menjangkau sekitar tiga puluh ribu rumah. Saya juga sering bertemu dengan komunitas-komunitas masyarakat.

 

Bagaimana reaksi orang ketika anda datangi, kan tidak semua mengenal anda?
Rata-rata menyambut dengan baik, dan menerima saya dan bilang mau memilih saya nanti. Tapi ada juga yang bersikap pesimis. Bahkan ada yang bilang, saya akan gila nanti kalau tidak terpilih.

 

***

 

Kami harus menjeda sejenak wawancara, dan memberi kesempatan kepada Allan untuk minum. Bagi orang yang baru mengenalnya, mungkin akan kasihan melihat cara Allan berbicara, apalagi saat dia sedang bersemangat mengungkapkan pikirannya.

 

Disela-sela istirahat, Allan menceritakan kesibukannya tiga bulan terakhir. “Sudah tiga bulan saya turun pagi pulang larut malam,” ujarnya.

Jika anda terpilih nanti, apa hal utama yang anda akan perjuangkan?
Tentu yang pertama adalah memperjuangkan hak-hak kaum disabilitas. Memperjuangkan hak mereka dalam pendidikan dan ketenagakerjaan. Kaum disabilitas juga harus mendapatkan keadilan yang sama.

 

Secara umum saya akan memperjuangkan soal ketenagakerjaan, nelayan serta pertanian. Di bidang pertanian, saya memberi perhatian khusus untuk kopra. Kita Sulawesi Utara terkenal sebagai daerah nyiur melambai, namun harga kopra terus jatuh. Pemerintah harus menetapkan tarif harga bawah kopra untuk melindungi petani.

 

Anda melihat apakah pemerintah sudah cukup memperhatikan kaum disabilitas?
Di beberapa sektor saya lihat masih kurang. Misalnya soal pendidikan. Pemerintah masih kurang serius menangani pendidikan kaum disabilitas. Undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas yang membuka ruang bagi kaum disabilitas untuk bisa bersekolah di semua jenjang pendidikan, tapi nyatanya sekolah reguler tidak menerima kaum disablitas. Seharusnya itu inklusi. Walaupun di beberapa daerah ada yang menerima kaum disabilitas.

Di sektor ketenagakerjaan, hak-hak kaum disabilitas masih menjadi masalah yang serius. Dan masih banyak lagi masalah kaum disabilitas yang sudah diatur dalam undang-undang itu, tetapi belum dipenuhi oleh pemerintah.

 

Secara umum, orang melihat kaum disabilitas itu serba kekurangan…
Saya ingin mengubah cara orang berpikir bahwa kaum disabilitas itu penuh dengan kekurangan. Banyak kelebihan-kelebihan yang ada pada kaum disablitas. Contohnya, ada murid di sini yang autis tapi jago main alat musik dan pernah meraih juara lomba cipta lagu.

 

Allan sendiri punya sederet prestasi baik di level daerah hingga ke level nasional. Dia bahkan telah berhasil menerbitkan beberapa buku. (lihat infografis).

 

“Saya ingin mengubah pandangan orang tentang kami. Moto kami jelas: Aku Juga Bisa,” tegas Allan menutup wawancara kami.

Peliput:
Ronny Adolof Buol
Tessa Senduk

Foto dan video:
Suhandri Lariwu


Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com