bar-merah

Meski sembuh, bukan berarti bisa kembali normal

Ilustrasi. (image: pixabay.com)

Akhir-akhir ini perhatian akan virus Covid-19 agaknya sedikit berkurang. Terlihat dari kesadaran untuk menggunakan masker atau patuh aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang hanya di berlakukan formalitas.

Tidak beresiko tinggi bukan berarti tidak beresiko. Meski tidak termasuk kategori resiko penularan tinggi seperti orang-orang berumur di atas 60 tahun atau orang-orang dengan riwayat penyakit tertentu, keadaan sehat bugar dan umur yang mudah pun masih memiliki resiko tertular.

Kendati angka kesembuhannya cukup tinggi, sebuah laporan menunjukkan bahwa pasien yang telah sembuh dari corona dihadapkan dengan berbagai masalah kesehatan. Ini termasuk kerusakan jangka panjang pada paru-paru, kelelahan kronis, dan gangguan psikologis.

The Telegraph melaporkan telah melihat pedoman National Health Service Inggris yang menyebut satu dari tiga pasien yang telah pulih sepenuhnya dari Covid-19 mungkin bakal menderita kerusakan permanen pada paru-paru mereka.

Penilaian ini didasarkan pada pola yang diikuti oleh penyakit serupa. Akan tetapi, karena para ahli belum pernah berurusan dengan virus corona ini, sulit bagi mereka untuk memprediksi apakah penyakit itu akan meninggalkan bekas permanen pada pasien atau tidak.

Namun, beberapa orang menunjuk bukti yang berkembang bahwa virus itu dapat menyebabkan trauma persisten atau bahkan permanen bagi manusia. Peningkatan risiko penyakit Alzheimer dan kerusakan otak telah disebutkan sebagai hal yang perlu diwaspadai.

Hillary Floyd, Direktur Klinis Pusat NHS mengatakan dia terkejut dengan jumlah anak muda yang juga tertular virus corona baru. Dia khawatir tentang seberapa sedikit informasi yang diketahui tentang virus ini akan berdampak pada pemulihan pasien di masa mendatang.

Gerard Coakley, Dokter Konsultan dari Fatigue Clinic di London mengatakan bahwa dia melihat bukti adanya gejala berkelanjutan pada pasien yang menderita virus corona baru. Gejalanya termasuk kelelahan, nyeri kaki, nyeri dada, dan seringkali mengalami tekanan psikologis yang cukup parah.

“Saya mendengar dari sejumlah besar orang yang telah membuktikan infeksi Covid memiliki gejala berkelanjutan, jauh melebihi durasi yang diharapkan hanya dalam beberapa minggu,” tandasnya.

Untuk itu kita harus lebih sadar. Pandemi COVID-19 belum berlalu. Meski pemerintah sudah memberi kelonggaran dalam beraktivitas, kewajiban kita adalah mematuhi peraturan yang di sarankan. Demi kepentingan bersama.

Catatan:

  • Rajin mencuci tangan
  • Pahami etika batuk
  • Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
  • Batasi interaksi sosial terlebih di tempat-tempat ramai
  • Hindari kontak dengan orang-orang yang memiliki gejala sedang sakit
  • Bersihkan dan sterilkan benda dan permukaan yang sering disentuh

Point-point sederhana di atas adalah hal-hal yang relatif sederhana. Anda hanya perlu patuh dan membuatnya sebagai kebiasaan.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com