Program “Remição pela Leitura” di Brasil merupakan inisiatif inovatif yang memungkinkan narapidana mengurangi masa hukuman mereka dengan cara membaca buku dan menulis ulasan. Diluncurkan pada tahun 2012 oleh Kementerian Kehakiman Brasil, program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi sekaligus mendukung proses rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan.
Melalui program ini, setiap narapidana yang membaca satu buku dan menulis ulasan berkualitas dapat memperoleh pengurangan hukuman sebanyak empat hari. Dalam setahun, mereka diperbolehkan membaca hingga dua belas buku, sehingga pengurangan hukuman maksimal yang bisa diperoleh adalah 48 hari. Proses ini tidak sembarangan, narapidana diberikan waktu 21 hingga 30 hari untuk membaca buku yang telah disetujui, dan memiliki waktu 10 hari untuk menyusun ulasan. Ulasan tersebut kemudian dievaluasi oleh sebuah komisi independen yang terdiri dari pendidik, pustakawan, serta perwakilan masyarakat sipil. Aspek yang dinilai mencakup pemahaman isi buku, keaslian tulisan, serta kualitas pemaparannya.
Program ini juga memperhatikan aksesibilitas. Buku disediakan dalam format Braille dan audiobook bagi narapidana dengan disabilitas penglihatan atau kesulitan membaca. Bagi mereka yang memiliki tingkat literasi rendah, tersedia bantuan seperti sesi membaca bersama atau penyusunan laporan lisan.
Hasil dari program ini cukup menggembirakan. Selain meningkatkan minat baca di kalangan narapidana, program ini juga turut menurunkan tingkat residivisme. Di negara bagian Paraná, misalnya, kombinasi antara program literasi dan pendidikan formal telah berhasil menurunkan angka residivisme hingga 6%.
Lebih dari sekadar pengurangan masa hukuman, program “Remição pela Leitura” memberi peluang bagi narapidana untuk bertumbuh secara intelektual dan emosional, serta lebih siap untuk kembali ke masyarakat setelah menjalani masa tahanan.
Sumber: UNESCO Institute for Lifelong Learning, HypeFresh News, Prison Insider
#narapidana #buku #review #brasil🇧🇷
Program “Remição pela Leitura” di Brasil merupakan inisiatif inovatif yang memungkinkan narapidana mengurangi masa hukuman mereka dengan cara membaca buku dan menulis ulasan. Diluncurkan pada tahun 2012 oleh Kementerian Kehakiman Brasil, program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi sekaligus mendukung proses rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan.
Melalui program ini, setiap narapidana yang membaca satu buku dan menulis ulasan berkualitas dapat memperoleh pengurangan hukuman sebanyak empat hari. Dalam setahun, mereka diperbolehkan membaca hingga dua belas buku, sehingga pengurangan hukuman maksimal yang bisa diperoleh adalah 48 hari. Proses ini tidak sembarangan, narapidana diberikan waktu 21 hingga 30 hari untuk membaca buku yang telah disetujui, dan memiliki waktu 10 hari untuk menyusun ulasan. Ulasan tersebut kemudian dievaluasi oleh sebuah komisi independen yang terdiri dari pendidik, pustakawan, serta perwakilan masyarakat sipil. Aspek yang dinilai mencakup pemahaman isi buku, keaslian tulisan, serta kualitas pemaparannya.
Program ini juga memperhatikan aksesibilitas. Buku disediakan dalam format Braille dan audiobook bagi narapidana dengan disabilitas penglihatan atau kesulitan membaca. Bagi mereka yang memiliki tingkat literasi rendah, tersedia bantuan seperti sesi membaca bersama atau penyusunan laporan lisan.
Hasil dari program ini cukup menggembirakan. Selain meningkatkan minat baca di kalangan narapidana, program ini juga turut menurunkan tingkat residivisme. Di negara bagian Paraná, misalnya, kombinasi antara program literasi dan pendidikan formal telah berhasil menurunkan angka residivisme hingga 6%.
Lebih dari sekadar pengurangan masa hukuman, program “Remição pela Leitura” memberi peluang bagi narapidana untuk bertumbuh secara intelektual dan emosional, serta lebih siap untuk kembali ke masyarakat setelah menjalani masa tahanan.
Sumber: UNESCO Institute for Lifelong Learning, HypeFresh News, Prison Insider
#narapidana #buku #review #brasil🇧🇷
...
Sign in to your account