bar-merah

Biden Datang ke Kyiv Setelah Beritahu Rusia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Rabu (22/2), mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak akan datang ke Kyiv tanpa terlebih dahulu memberitahu Rusia.

“Saya akan mengingatkan bahwa Biden tidak berani datang ke Kyiv tanpa terlebih dahulu memberitahu Rusia, tanpa meminta Rusia untuk memastikan keselamatannya,” ujar Zakharova kepada wartawan dalam konferensi pers mingguan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia Dmitry Medvedev lewat Telegram pada Senin (20/2) mengatakan “Biden, setelah menerima jaminan keamanan (dari Rusia), akhirnya pergi ke Kyiv.”

Biden melakukan kunjungan mendadak yang tidak diumumkan sebelumnya ke ibu kota Kyiv pada hari Senin (20/2) untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy guna menunjukkan solidaritas Barat beberapa hari sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina yang jatuh pada 24 Februari 2022.

AS Bantah Dapat Jaminan Keamanan dari Rusia Sebelum Biden ke Kyiv

Pemerintah Amerika Serikat menolak klaim Rusia bahwa Biden menerima jaminan keamanan dari mereka sebelum melakukan perjalanan ke Kyiv.

Penasehat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan kepada VOA saat memberi pengarahan kepada wartawan pada Selasa (21/2), bahwa AS tidak mendapat jaminan semacam itu. Kami (Amerika Serikat.red) memberitahu Rusia tentang keamanan yang menyertai Biden untuk memastikan agar “mereka tahu apa yang akan mereka lihat dan apa yang akan dilakukan Presiden Biden.”

“Hanya untuk memberitahu mereka (Rusia.red) bahwa Biden akan berada di sana dalam periode waktu ini, cara ia bepergian dan kapan ia akan keluar dari wilayah itu dan caranya,” ujar Sullivan. “Informasi ini sudah kami sampaikan. Mereka mengaku menerima informasi itu. Titik.”

Diplomat Diusir dari Belanda, Rusia Siap Ambil Tindakan Balasan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, juga mengatakan “Rusia akan mengambil langkah-langkah pembalasan yang drastis” terhadap pengusiran beberapa diplomat Rusia dari Belanda.

Pemerintah Belanda, pada Sabtu (18/2) lalu, mengatakan “beberapa” diplomat Rusia harus meninggalkan Belanda, dan menuduh Rusia berupaya menyelundupkan mata-mata ke negara di mana terdapat beberapa institusi dunia, termasuk Mahkamah Kriminal Internasional dan badan pengawas kimia global.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut tindakan semacam itu sebagai “langkah yang tidak bersahabat.” [em/jm]

Sumber



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com