Tanggal 22 November menandai 60 tahun sejak hari nahas di Dallas pada tahun 1963, sewaktu Presiden John F. Kennedy dibunuh.
Meskipun masa jabatannya sebagai Presiden AS termasuk salah satu yang tersingkat, Kennedy muda bersama istrinya, Jacqueline, banyak melakukan perubahan.
Pemerintahan Kennedy menantang Amerika pascaperang untuk bangkit menghadapi tantangan inovasi dan peluang baru. Pada pelantikannya pada Januari 1961, Kennedy menyatakan, “Jangan tanyakan apa yang negara dapat lakukan untuk Anda. Tanyakan apa yang dapat Anda lakukan untuk negara.”
Kennedy menindaklanjuti hal itu beberapa bulan kemudian, dalam pidatonya di hadapan sidang gabungan Kongres, dengan menetapkan target mendaratkan manusia di bulan dalam waktu satu dekade.
Ketika itu adalah puncak Perang Dingin dengan Uni Soviet. Kennedy menggunakan semua cara yang dimilikinya untuk menekankan kekuatan dan persuasi AS dalam kunjungan diplomatik ke seluruh dunia. Ia bergurau bahwa ia adalah “lelaki yang mendampingi Jackie Kennedy” ke Paris dan mengilhami kerumunan massa di Berlin Barat dengan kalimat “Ich bin ein Berliner!” atau “saya orang Berlin!”
Kennedy juga memandu negaranya melewati ancaman perang nuklir sepanjang krisis rudal Kuba pada musim gugur 1962.
Namun demikian, kematian mengejutkan Kennedylah yang selamanya membekas dalam ingatan dunia tentang kehidupan dan warisannya.
Pada November 1963, Kennedy yang berusia 46 tahun tiba di Texas untuk kunjungan dua hari ke lima kota guna menggalang dana kampanye untuk terpilih kembali dalam pemilihan tahun berikutnya dan untuk meningkatkan dukungan politik bagi ia dan pasangan wakil presidennya, Lyndon Johnson, seorang penduduk asli Texas.
Setelah memulai hari keduanya di Texas di dekat Ft. Worth, Kennedy dan istrinya terbang ke Dallas, di mana mereka bertemu wakil presiden dan Gubernur Texas John Connally serta pasangan mereka. Sesaat menjelang tengah hari, iring-iringan kendaraan presiden, dengan Kennedy dan Connally di kendaraan kedua, meninggalkan lapangan terbang untuk melewati pusat kota menuju Dallas Business and Trade Mart untuk berpidato dan santap siang.
Iring-iringan mobil tersebut bergerak di sepanjang jalan yang dipenuhi penonton yang bersorak sorai. Pada sekitar pukul 12.30 waktu setempat, iring-iringan itu berbelok dari Main Street ke Elm Street di depan Texas School Book Depository di Dealey Plaza. Beberapa saat kemudian, terdengar sara tembakan. Presiden Kennedy dan Gubernur Connally terkena peluru.
Kennedy terkena tembakan di bagian leher dan kepala, sedangkan Connally mengalami luka di bagian dada. Limusin mereka melaju di bawah pengawalan Rumah Sakit Parkland Memorial di dekatnya di mana tak ada yang bisa dilakukan untuk presiden yang mengalami luka fatal. Seorang pastor Katolik dipanggil untuk memberinya ritual terakhir. Gubernur Connally, meskipun luka parah, pulih dari luka-lukanya setelah operasi darurat.
Sementara siaran langsung radio menggambarkan kejadian itu, program berita televisi yang baru muncul dari jaringan televisi besar ABC, CBS dan NBC menghentikan acara mereka untuk memberitakan kabar tragis itu kepada rakyat Amerika.
Jenazah Kennedy dibawa kembali ke pesawat kepresidenan Air Force One, di mana sebelum pesawat itu lepas landas, Wakil Presiden Johnson diambil sumpahnya sebagai presiden ke-36 AS.
Setelah kembali ke Pangkalan Angkatan Udara Andrews di luar kota Washington, Presiden Johnson berusaha menghibur rakyat pada Jumat malam itu.
Hari Minggu, 24 November, dalam prosesi yang khidmat, peti mati Kennedy dibawa dengan kereta jenazah yang ditarik dengan kuda ke gedung Capitol, di mana peti matinya disemayamkan di Rotunda. Diperkirakan 250 ribu orang melewati peti itu untuk memberikan penghormatan mereka. Pemakaman resmi diselenggarakan pada Senin, 25 November, sewaktu para kepala negara dan tamu-tamu kehormatan dari 100 lebih negara menghadiri upacara resmi di Katedral St. Matthew.
Salah satu momen yang lebih emosional yang terekam dalam film dan foto adalah putra bungsunya yang berusia tiga tahun, John F. Kennedy Jr – dikenal sebagai John John – memberi hormat pada peti mati ayahnya sewaktu peti itu melewati jajaran keluarga.
Di Dallas, polisi menangkap Lee Harvey Oswald, seorang mantan anggota Marinir AS yang baru saja dipekerjakan di Texas Book Depository. Pada hari Minggu 24 November, sewaktu polisi memindahkan Oswald dari markas besar polisi ke penjara daerah, pemilik sebuah kelab malam di Dallas Jack Ruby menembaknya dalam jarak dekat pada acara siaran langsung televisi. Oswald meninggal dua jam kemudian.
Presiden Johnson menunjuk Komisi Pembunuhan Presiden Kennedy yang dipimpin Earl Warren, Hakim Ketua Mahkamah Agung AS, untuk menyelidiki pembunuhan itu dan pembunuhan selanjutnya terhadap tersangka pelaku pembunuhan. Laporan akhir setebal 889 halaman disampaikan kepada Johnson pada September 1964.
Komisi Warren menyimpulkan bahwa Oswald bertindak sendirian sewaktu ia melepaskan tiga tembakan dengan senapan yang menewaskan Presiden Kennedy dan mencederai Gubernur Connally. Komisi itu juga menyimpulkan bahwa Ruby bertindak sendirian sewaktu ia menembakkan Oswald dua hari kemudian. Terlepas dari begitu banyak teori konspirasi dan kajian yang menantang hasil penyelidikan komisi itu, temuan-temuan tersebut, meskipun kontroversial, masih menjadi posisi resmi pemerintah terkait kematian Presiden Kennedy. [uh/ab]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia