bar-merah

Daftar riset tentang pencemaran laut karena sampah di Sulawesi

pencemaran laut
Ilustrasi pencemaran laut (Generate by DALL-E / Ronny A. Buol)

ZONAUTARA.comPencemaran laut akibat sampah dari daratan telah menjadi isu lingkungan global yang serius, terutama di kawasan kepulauan seperti Indonesia.

Sampah, terutama plastik, dari aktivitas manusia di darat dapat terbawa ke laut melalui sungai, angin, dan langsung dari pantai. Ini berdampak negatif pada ekosistem laut, kehidupan laut, dan kesehatan manusia.

Sampah plastik dapat bertahan selama ratusan tahun di lingkungan laut, mengancam kehidupan laut melalui ingestasi, pengikatan, dan pencemaran kimia.

Pulau Sulawesi, sebagai salah satu bagian dari Indonesia, menghadapi tantangan yang sama dengan meningkatnya polusi plastik yang mempengaruhi keanekaragaman hayati maritimnya dan kehidupan masyarakat pesisir.

Riset tentang pencemaran laut

Berikut adalah daftar beberapa riset terkini mengenai pencemaran laut oleh sampah dari daratan di Sulawesi, lengkap dengan tautan ke sumbernya:

  1. Mueller et al. (2022) meneliti “A comprehensive approach to assess marine macro litter pollution and its impacts on corals in the Bangka Strait, North Sulawesi, Indonesia”. Studi ini mengkaji tingkat polusi di terumbu karang Indonesia, khususnya polusi sampah pantai di Sulawesi Utara, dan menggarisbawahi pentingnya pengelolaan sampah yang efektif. (Baca riset ini lebih lanjut).
  2. Walalangi et al. (2020) mengkaji “Composition analysis of organic and inorganic waste and the impacts of coastal city in Palu-Central Sulawesi”. Studi ini menganalisis komposisi sampah organik dan anorganik serta dampaknya terhadap polusi laut di Teluk Palu, Sulawesi Tengah. (Baca riset ini lebih lanjut).
  3. Nurbani (2020) meneliti “Tailing Disposal System: Indonesia’s Policy and Future Challenges”, membahas sistem pembuangan tailing sebagai sumber polusi laut berbasis darat di Teluk Buyat, Sulawesi Utara. (Baca riset ini lebih lanjut).
  4. Arifin et al. (2023) membahas “Indonesian policy and researches toward 70% reduction of marine plastic pollution by 2025”, termasuk upaya di Pulau Sumatera dan Sulawesi. (Baca riset ini lebih lanjut).
  5. Massiseng et al. (2022) meneliti “Characteristics of plastic waste and perceptions of coastal communities in the MLC Baluno mangrove ecotourism area, West Sulawesi, Indonesia”, mengkaji karakteristik sampah plastik dan persepsi komunitas pesisir. (Baca lebih lanjut).

Penelitian-penelitian ini menunjukkan pentingnya mengelola sampah dengan lebih baik dan mengurangi penggunaan plastik untuk melindungi ekosistem laut.

Kesadaran dan aksi kolektif dari semua pihak, mulai dari pemerintah, industri, hingga masyarakat, adalah kunci untuk mengatasi masalah pencemaran laut akibat sampah dari daratan.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com