bar-merah

Stella Assange Komentari Keputusan Biden untuk Pertimbangkan Pembatalan Tuntutan Terhadap Suaminya

Istri Julian Assange, Kamis (11/4), mengatakan keputusan Presiden AS Joe Biden “mempertimbangkan” pembatalan tuntutan terhadap pendiri WikiLeaks, lima tahun setelah penangkapan dan penahanannya adalah pertanda baik.

“Sepertinya segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar,” kata Stella Assange kepada BBC.

Parlemen Australia mengeluarkan mosi pada bulan Februari dengan dukungan perdana menteri yang menyerukan diakhirinya pergulatan hukum seputar Assange, seorang warga Australia yang ditahan di Inggris sejak 2019 dan menentang ekstradisi ke Amerika Serikat.

“Kami sedang mempertimbangkannya,” jawab Biden di Gedung Putih ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah dia memberikan tanggapan terhadap permintaan Australia.

“Ini pertanda baik. Perdana Menteri Australia (Anthony Albanese) semalam mengatakan bahwa dia optimistis,” kata Stella Assange kepada BBC.

Suaminya kini telah menghabiskan lima tahun di Penjara Belmarsh dengan keamanan tinggi di London tenggara.

Assange yang berusia 52 tahun saat ini sedang menunggu untuk mengetahui apakah ia dapat mengajukan banding terakhir terhadap ekstradisi ke Amerika Serikat, setelah pengadilan Inggris bulan lalu menunda keputusan atas kasusnya. Keputusan itu sekarang diperkirakan akan dikeluarkan pada tanggal 20 Mei.

AS mendakwa Assange beberapa kali antara tahun 2018 dan 2020, namun Biden menghadapi tekanan domestik dan internasional yang terus-menerus untuk membatalkan kasus yang diajukan di bawah pemerintahan pendahulunya, Donald Trump.

Washington menuduh Assange dan sejumlah orang lain di WikiLeaks merekrut dan setuju dengan para peretas untuk melakukan “salah satu pelanggaran terbesar terhadap informasi rahasia” dalam sejarah AS.

Sebelum masuk penjara, Assange menghabiskan tujuh tahun bersembunyi di kedutaan Ekuador di London untuk menghindari ekstradisi ke Swedia, di mana ia menghadapi tuduhan pelecehan seksual yang kemudian dibatalkan. Dia akhirnya ditangkap pada 11 April 2019, ketika Ekuador mencabut suakanya.

Para pendukungnya memperingati hari tersebut dengan melakukan protes di luar Komisi Tinggi Australia di pusat kota London, sambil memegang spanduk bertuliskan “Bebaskan Assange”.

Stella Assange mengatakan pada hari Kamis bahwa suaminya “sangat tidak sehat” dan “jelas stres karena dia dapat diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi hukuman 175 tahun penjara.”

“Saya berharap Joe Biden benar-benar membatalkan kasus ini sekarang karena seluruh komunitas HAM dan komunitas kebebasan pers memintanya untuk melakukan hal tersebut,” tambahnya. [ab/uh]

Selengkapnya baca di VOA



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com