bar-merah

Rumah rusak parah, warga terdampak erupsi Gunungapi Ruang tinggalkan Pulau Tagulandang

Warga Pulau Tagulandang tiba di Pelabuhan Pehe, Siau setelah menempuh beberapa jam perjalanan dari Pelabuhan Minanga, Pulau Tagulandang.

SITARO, ZONAUTARA.COM – Ratusan warga Pulau Tagulandang tiba di Pulau Siau menggunakan kapal Feri KM Lohoraung, Selasa, 30 April 2024 sekira pukul 21.30 WITA (malam).

Data sementara ada 286 warga tiba di Pelabuhan Pehe Pulau Siau dan langsung dibawa ke media center posko terpadu erupsi Gunungapi Ruang di Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Kedatangan warga dijemput langsung petugas dari pemerintah, TNI, Polri, anggota DPRD serta tenaga kesehatan.

Untuk anak – anak dan warga lanjut usia terpantau mendapat pelayanan kesehatan seperti asesmen awal, memeriksa tanda-tanda vital, tekanan darah, menanyakan keluhan untuk langsung ditangani.

Warga Pulau Tagulandang tiba di Pelabuhan Pehe, Siau setelah menempuh beberapa jam perjalanan dari Pelabuhan Minanga, Pulau Tagulandang.

Ratna Bulamei, warga Kelurahan Bahoi, Pulau Tagulandang ditemui di Pelabuhan Pehe. Ia mengaku meninggalkan rumah dengan kondisi rusak berat.

Ratna menceritakan kondisi saat erupsi Gunungapi Ruang, Selasa (30/4) malam sangat mencekam.

Menurut dia, letusan waktu itu lebih besar dibanding erupsi yang terjadi sebelumnya yakni, Rabu, 17 April 2024 lalu. Kali ini, lontaran lava pijar lebih meluas.

“Malam itu lebih besar. Sangat mencekam. Langit menjadi merah dan terjadi hujan batu. Abunya juga lebih tebal. Banyak rumah rusak termasuk rumah kami. Anak-anak terpaksa dimasukan di bawah meja,” ungkap Ratna.

Senada dikatakan Lusye Takalamingan, warga Kampung Mohongsawang saat ditemui di media center posko terpadu.

Menurut Lusye, hujan batu yang terjadi lebih lama dibanding erupsi sebelumnya.

Warga Pulau Tagulandang tiba di Pelabuhan Pehe, Siau setelah menempuh beberapa jam perjalanan dari Pelabuhan Minanga, Pulau Tagulandang.

“Waktu itu mulai Jam 01.30 WITA dinihari sudah terjadi hujan batu. Kalau tidak salah, itu terjadi hingga Jam 03.00 WITA. Lebih lama dari sebelumnya yang hanya sekitar satu jam,” tutur Lusye.

Lusye mengaku tidak ingin mengambil resiko untuk berada di Pulau Tagulandang. Karena itu, ia bersama keluarganya mengungsi ke Pulau Siau.

“Rumah rusak kena batu. Kami tidak ingin bertahan lebih lama di sana,” ungkapnya.

Saat ditanya berapa lama akan berada di Pulau siau, Lusye mengaku belum ada keinginan untuk kembali sampai situasi aman.

“Belum tahu, pokonya sampai semua aman,” jelas dia.

Upaya Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) resmi menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari kedepan dimulai 30 April 2024 sampai 14 Mei 2024 mendatang.

Dalam penanganan pengungsi pemerintah saat ini menyediakan dua kapal feri KM Lokongbanua dan KM Lohoraung dibantu kapal KRI KAKAP dan Kapal KN BIMASENA milik tim SAR.

Penjabat Bupati Sitaro, Joi E.B.Oroh, memastikan pemerintah telah menyiapkan delapan titik pengungsian di Pulau Siau. Sementara, jika ada warga ke Kota Bitung dan Manado akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

“Intinya pemerintah akan berupaya yang terbaik mengupayakan semua warga terdampak bisa terlayani kebutuhannya, saya berharap semua warga juga melapor sehingga bisa terdata,” kata Oroh, diruang kerja usia rapat penetapan perpanjangan status tanggap darurat erupsi Gunungapi Ruang.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com