bar-merah

Penetapan Kadal Langka Sebagai Spesies Terancam Punah Bisa Perlambat Pengeboran Migas AS

Pejabat federal Amerika Serikat (AS) bidang satwa liar pada Jumat (17/5) menetapkan kadal langka di bagian tenggara New Mexico dan Texas Barat sebagai spesies yang terancam punah.

Mereka juga menyebut pengembangan energi di masa depan, penambangan pasir dan perubahan iklim, sebagai ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup spesies reptil yang hidup di salah satu cekungan minyak dan gas alam yang paling menguntungkan di dunia.

“Kami telah menetapkan bahwa kadal semak-semak bukit pasir berada dalam bahaya kepunahan di seluruh wilayah jelajahnya,” kata Dinas Perikanan dan Margasatwa AS. Dinas itu menyimpulkan bahwa kadal tersebut sudah “punah secara fungsional” di 47 persen wilayah jelajahnya.

Penetapan Kadal Langka Sebagai Spesies Terancam Punah Bisa Perlambat Pengeboran Migas AS

Menurut para ahli biologi, sebagian besar habitat kadal berwarna coklat muda berduri berukuran 6,5 sentimeter, yang tersisa telah terfragmentasi, sehingga menghalangi spesies tersebut untuk menemukan pasangan selain yang sudah tinggal di dekatnya.

“Bahkan jika tidak ada perluasan lebih lanjut dari industri pertambangan minyak dan gas atau pasir, jejak yang ada dari operasi ini akan terus memberikan dampak negatif terhadap kadal bukit pasir di masa depan,” kata badan tersebut dalam keputusan akhirnya, yang diterbitkan di Daftar Federal.

Keputusan tersebut mengakhiri perselisihan hukum dan peraturan selama dua dekade antara pemerintah AS, aktivis lingkungan hidup, dan industri minyak dan gas (migas). Para pemerhati lingkungan menyambut baik langkah tersebut, sedangkan para pemimpin industri mengecam tindakan tersebut sebagai ancaman terhadap produksi bahan bakar fosil di masa depan.

Keputusan ini memberikan “nyawa untuk bertahan hidup” bagi spesies unik yang “satu-satunya kesalahannya adalah menempati habitat yang selama ini ingin dihilangkan oleh industri bahan bakar fosil,” kata Bryan Bird, direktur Pembela Margasatwa Southwest.

“Kadal semak belukar bukit pasir menghabiskan waktu terlalu lama mendekam di kotak Pandora yang penuh dengan politik dan administrasi, bahkan ketika populasinya terjun bebas menuju kepunahan,” kata Bird dalam sebuah pernyataan.

Asosiasi Minyak Cekungan Permian (Permian Basin Petroleum Association/PEPA) dan Asosiasi Minyak dan Gas New Mexico (New Mexico Oil & Gas Association/NMOGA) menyatakan kekecewaannya. Kedua asoasiai itu mengatakan bahwa penetapan itu tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan yang tersedia dan mengabaikan upaya konservasi yang telah lama disponsori negara di lahan seluas ratusan ribu hektar dan komitmen jutaan dolar di kedua negara bagian tersebut.

“Penetapan itu tidak akan memberikan manfaat tambahan bagi spesies dan habitatnya, tetapi dapat merugikan mereka yang tinggal dan bekerja di wilayah tersebut,” Presiden PBPA Ben Shepperd dan Presiden dan CEO NMOGA Missi Currier mengatakan dalam pernyataan bersama.

Shepperd menambahkan bahwa mereka memandang tindakan pemerintah federal itu melampaui batas yang dapat merugikan masyarakat.

Para ilmuwan mengatakan kadal ini hanya ditemukan di Cekungan Permian, wilayah terkecil kedua di antara kadal di Amerika Utara. Reptil ini hidup di bukit pasir dan di antara pohon ek, tempat mereka memakan serangga dan laba-laba, dan bersembunyi di pasir untuk perlindungan dari suhu ekstrem.

Dinas Perikanan dan Margasatwa mengatakan dalam keputusan pada Jumat bahwa perjanjian tersebut “telah memberikan, dan terus memberikan, banyak manfaat konservasi” bagi kadal. Namun “berdasarkan informasi yang kami ulas dalam penilaian kami, kami menyimpulkan bahwa risiko kepunahan bagi kadal bukit pasir tetap tinggi meskipun ada upaya ini.”

Antara lain, jaringan jalan akan terus membatasi pergerakan dan memfasilitasi tingkat kematian langsung kadal semak belukar di bukit pasir akibat lalu lintas, tambahnya. Di sisi lain, pembangunan industri “akan terus memberikan dampak buruk terhadap habitat di sekitarnya dan melemahkan struktur formasi bukit pasir. ” [ft]

Selengkapnya baca di VOA



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com