bar-merah

Industri Kosmetik Didesak untuk Berbuat Lebih Banyak bagi Tunanetra

Membeli dan menggunakan produk-produk makeup dan kecantikan merupakan proses yang sangat sederhana dan tidak rumit bagi kebanyakan orang. Namun tidak demikian halnya bagi tunanetra atau mereka yang memiliki penglihatan terbatas. Kini, industri kosmetik Australia didesak untuk berbuat lebih banyak agar produk mereka dapat diakses oleh semua orang.

AP – Lizzie Eastham mengidap septo-optic dysplasia, suatu kondisi yang mempengaruhi perkembangan awal otak dan mata. “Saya selalu buta. Saya buta sejak lahir. Saya belum pernah melihat warna. Saya belum pernah melihat bentuk apa pun,” akunya.

Walau tidak dapat melihat, Eastham, seorang pembawa acara di Studio 1 di Vision Australia Radio, senang dapat mengenakan makeup. “Satu hal yang saya nikmati adalah perasaan normal atau kesamaan dan berdaya yang diberikan oleh kosmetik.’

Industri Kosmetik Didesak untuk Berbuat Lebih Banyak bagi Tunanetra

Namun Eastham mengatakan, industri kosmetik tidak menawarkan banyak produk yang disesuaikan bagi tunanetra atau mereka yang memiliki daya pandang terbatas. “Tidak ada satu pun pendidikan yang tersedia tentang bagaimana menggunakan makeup,” lanjutnya.

Lizzie menginginkan instruksi yang jelas, huruf besar dan huruf Braille pada produk kecantikan agar mudah digunakan.

Lia Curtis mengalami kehilangan penglihatan sentral sepenuhnya. “Saya dapat melihat Anda, tetapi saya tidak dapat melihat roman Anda.”

ILUSTRASI – Saat ini, produk tata rias wajah bagi tunanetra dan maupun penyandang gangguan penglihatan firasa masih sangat terbatas. (REUTERS/Bazuki Muhammad)

Pekerjaan Curtis sebagai fasilitator pendukung perawatan lansia banyak mengharuskannya berhadapan langsung dengan klien. Kehilangan sebagian besar daya penglihatannya tidak membuatnya kehilangan keinginan untuk tetap terlihat cantik saat bekerja. Ia menambahkan, “Penampilan saya sangat penting bagi diri saya. Ini memberi saya rasa percaya diri.”

Namun Curtis merasa frustrasi oleh terbatasnya produk tata rias wajah bagi tunanetra dan maupun penyandang gangguan penglihatan. “Ada kesalahpahaman di luar sana bahwa tunanetra tidak tertarik pada makeup dan tidak ingin terlihat menarik,” imbuhnya.

Eastham mengatakan, mereka yang tidak dapat melihat dan memiliki gangguan penglihatan ingin memiliki akses ke produk kosmetik yang sama seperti lainnya. Asosiasi Ritel Australia setuju bahwa industri makeup dan kecantikan harus melakukan lebih banyak lagi untuk memenuhi permintaan tersebut.

Bagi sekitar setengah juta warga Australia yang tunanetra atau mengalami gangguan penglihatan, perubahan itu tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. [lj/uh]

Selengkapnya baca di VOA



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com