bar-merah

Rusia Tahan Warga Negara Prancis yang Dituduh Galang Informasi Militer

Rusia menahan seorang warga negara Prancis, pada Kamis (6/6), dan menuduhnya mengumpulkan informasi terkait militer Rusia dan tidak mendaftar sebagai “agen asing.”

Warga Prancis tersebut, Laurent Vinatier, 47, telah bekerja menjadi penasihat program Rusia dan Eurasia untuk Pusat Dialog Kemanusiaan selama 10 tahun.

Komisi Investigasi Rusia mengatakan bahwa selama beberapa tahun Vinatier dicurigai “dengan sengaja mengumpulkan informasi dalam bidang militer dan kegiatan teknis militer Federasi Rusia.”

Rusia Tahan Warga Negara Prancis yang Dituduh Galang Informasi Militer

“Informasi ini, ketika didapatkan oleh warga asing, dapat digunakan untuk menentang keamanan negara. Untuk tujuan-tujuan tersebut, ia [Vinatier] berulangkali mengunjungi wilayah Rusia, termasuk Kota Moskow, di mana ia menggelar sejumlah pertemuan dengan warga Federasi Rusia,” tulis pernyataan komisi tersebut.

Komisi itu juga mengatakan Vinatier tidak menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk “dimasukkan ke dalam daftar agen asing.”

Berdasarkan hukum Rusia, siapa pun yang menerima dukungan asing atau berada di bawah “pengaruh asing” harus mendaftar sebagai agen asing.

Pusat Dialog Kemanusiaan mengatakan kepada kantor berita The Associated Press dan AFP dalam pernyataan bahwa mereka berusaha membebaskan Vinatier.

“Kami mengetahui bahwa Laurent Vinatier, seorang penasihat di Pusat Dialog Kemanusiaan, telah ditahan di Rusia. Kami tengah berupaya untuk mendapatkan detail lebih lanjut terkait situasinya dan berusaha untuk membebaskan Laurent,” ungkap pernyataan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Prancis belum memberi komentar terkait penangkapan Vinatier.

Vinatier “adalah salah seorang warga negara kami yang bekerja untuk sebuah LSM Swiss. Ia bukanlah orang yang bekerja untuk Prancis,” kata Presiden Emmanuel Macron kepada televisi Prancis dalam wawancara pada Kamis (6/6) malam. “Kami akan menindaklanjutinya dengan cermat dan dia akan menerima semua perlindungan konsuler.”

Jika terbukti bersalah, Vinatier dapat diganjar dengan hukuman lima tahun penjara, sebuah dakwaan serius di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Barat akibat konflik di Ukraina. [ka/jm/rs]

Sejumlah informasi dalam laporan ini diambil dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.

Selengkapnya baca di VOA



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com