Dari laut ke loket: Agen Pegadaian jadi jalan keluar warga kepulauan

#mengEMASkanindonesia

zonaX

Dari laut ke loket: Agen Pegadaian jadi jalan keluar warga kepulauan

#mengEMASkanindonesia

ZONAUTARA.com – Hidup di kepulauan kecil seperti Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara, berarti harus akrab dengan keterbatasan. Untuk mengurus pendidikan, kesehatan, hingga layanan keuangan, warga sering kali harus menempuh perjalanan jauh ke daratan besar. Dalam kondisi darurat, pilihan paling cepat yang bisa diandalkan hanyalah tabungan seadanya atau menggadaikan emas.

Di tengah situasi itu, Pegadaian mengambil peran penting. Lembaga keuangan ini memberi ruang bagi masyarakat yang membutuhkan dana cepat tanpa harus menunggu berhari-hari, sekaligus menjadi penopang di tengah tekanan ekonomi rumah tangga.

Devi Mocodompis, warga Tarorane yang jadi Solusi

Di Desa Tarorane, Kecamatan Siau Timur, seorang pria bernama Devi Mocodompis membaca peluang itu sejak tahun 2020. Ia memutuskan menjadi agen Pegadaian, dan keputusannya ternyata menjadi solusi nyata bagi masyarakat sekitar.

“Kalau ke kantor resmi, nasabah bisa antre berjam-jam. Tapi lewat outlet kami, transaksi bisa lebih cepat,” kata Devi saat ditemui Zonautara.com, Selasa (23/9/2025).

Langkah itu bermula dari tawaran sederhana. Saat itu, wilayahnya belum memiliki agen Pegadaian. Devi berpikir, selain menambah layanan di loket miliknya, ia juga bisa menambah penghasilan sekaligus membantu orang lain. “Kenapa tidak? Selain usaha, bisa bantu orang juga,” ujarnya.

Dari hari ke hari, jumlah nasabah kian bertambah. Kini, dalam sehari ia bisa melayani 15 hingga 20 orang. Dalam sebulan, total transaksi yang ia kelola mencapai 300 hingga 400 transaksi. Setiap transaksi memberinya keuntungan Rp5.000. Namun lebih dari sekadar fee, Devi mengaku ada kepuasan tersendiri: bisa meringankan kebutuhan orang lain.

Suatu kali, ada warga datang membawa emas dan langsung ingin menggadaikannya di outlet sederhana milik Devi. “Dia kira tempat kami itu kantor Pegadaian resmi,” ceritanya sambil tertawa. Momen itu menjadi bukti betapa besar kepercayaan masyarakat terhadap layanannya.

Dari laut ke loket: Agen Pegadaian jadi jalan keluar warga kepulauan
(Foto: Jufro Kasumbala)

Warga kepulauan merasakan dampaknya

Tak hanya di Tarorane, kehadiran agen Pegadaian juga dirasakan manfaatnya oleh warga kepulauan lain. Maria, seorang ibu rumah tangga yang penghasilannya bergantung pada hasil suami sebagai nelayan dari Pulau Buhias, Kecamatan Siau Timur Selatan, mengaku sering terbantu.

“Kalau musim ombak, kami nelayan susah dapat penghasilan. Ada kalanya ketika anak sakit harus ke rumah sakit di Manado dan itu membutuhkan dana. Untung ada agen Pegadaian di sini, jadi saya bisa cepat gadai emas tanpa harus ke kota,” tutur Maria.

Baginya, agen Pegadaian ibarat “penolong” ketika kebutuhan mendesak datang tiba-tiba.

Dari laut ke loket: Agen Pegadaian jadi jalan keluar warga kepulauan
Beginilah kondisi Maria dan warga lainnya yang menyeberang menggunakan perahu taksi. Setiap pagi sekira pukul 09.00 Wita perahu ini akan sandar di pelabuhan Ulu dan nanti akan kembali pulang mengangkut puluhan penumpang pada pukul 14.00 ke beberapa pulau di Kecamatan Siau Timur Selatan. (Foto: Zonautara.com/Jufri Kasumbala)

Kinerja dan komitmen Pegadaian

Cerita Devi dan Maria adalah cerminan dari strategi besar Pegadaian. Hingga semester pertama 2025, PT Pegadaian mencatatkan laba bersih Rp3,58 triliun, tumbuh 23,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan aset pun naik signifikan 29,3% menjadi Rp121,1 triliun.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, menyebut capaian itu tak lepas dari transformasi berkelanjutan dan dukungan Holding Ultra Mikro bersama BRI dan PNM.

“Alhamdulillah, di usia 124 tahun ini, Pegadaian tetap membukukan kinerja gemilang. Transformasi dan konsistensi terus kami jalankan, termasuk lewat Bank Emas yang makin menyempurnakan peran Pegadaian dalam MengEMASkan Indonesia,” ujar Damar.

Di sisi lain, Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil V Manado, Pratikno, menegaskan komitmen memperluas jangkauan layanan, termasuk di pelosok Indonesia Timur.

“Pertumbuhan ini jadi bukti nyata bahwa strategi bisnis berhasil menyentuh kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok. Di Sulawesi Utara, kami terus memperkuat layanan emas dan memperluas literasi keuangan. Agen Pegadaian adalah ujung tombak kami,” katanya.

Dari laut ke loket: Agen Pegadaian jadi jalan keluar warga kepulauan
Devi Mocodompis memegang sebuah sertifikat yang ia pajang setiap hari di outlet miliknya. Meski belum ada sertifikat baru untuk diperpanjang, namun dia meyakini lembar sertifikat ini menjadi penanda perjalanannya sebagai agen pegadaian.(Foto: Zonautara.com/Jufri Kasumbala)

Simbol harapan di tengah keterbatasan

Dengan lebih dari 240 ribu agen dan 4.000 outlet di seluruh Indonesia, Pegadaian kini bukan sekadar penyedia dana cepat, tapi juga simbol inklusi keuangan. Di Sitaro, agen-agen lokal menjadi pintu masuk bagi warga kepulauan yang sebelumnya sulit menjangkau layanan resmi.

Bagi Devi, bertahan sebagai agen Pegadaian selama lima tahun terakhir bukan hanya soal keuntungan. “Yang paling penting, orang terbantu. Itu yang bikin saya terus jalan sampai sekarang,” ujarnya.

Di Tarorane, outlet kecil miliknya kini bukan hanya tempat transaksi, melainkan simbol harapan: bahwa di tengah keterbatasan akses, selalu ada jalan untuk bertahan dan melanjutkan hidup.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com