bar-merah

Pendeta di Batam ini terinfeksi Corona dan meninggal dunia

Data virus corona
Sebagai ilustrasi: Para pekerja medis dengan mengenakan pakaian pelindung memeriksa seorang pasien di dalam bangsal terisolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, pusat penyebaran wabah virus corona baru, di Provinsi Hubei, China, 16/2/2020. (ANTARA/China Daily/ via REUTERS/tm)

ZONAUTARA.com – Seorang pendeta perempuan berinisial S yang positif terinfeksi Corona telah meninggal dunia pada Minggu (22/03/2020) sekira pukul 19.30 WIB. Pendeta yang berusia 51 tahun ini sempat diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Kasus Pendeta S diketahui merupakan pertama yang positif Corona di Kepri, sekaligus menjadi pasien pertama yang meninggal. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi membenarkan hal ini.

“Iya, benar,” kata Didi kepada Batamnews-jaringan Suara.com – yang juga berjaringan dengan Zona Utara – seperti dilansir pada Minggu (22/03/2020) malam.

Pendeta S ini merupakan Ketua Majelis Jemaat GPIB Bahtera Hayat, Batam. Dari pelacakan yang dilakukan tim penanganan corona sebelumnya, Pendeta S ternyata sempat menghadiri seminar GPIB se-Indonesia di Aston Hotel Bogor, 25-28 Februari 2020. Seminar itu dihadiri perwakilan gereja dari beberapa daerah di Indonesia.

Beberapa peserta seminar dari Jakarta dan seorang dari Lampung sebelumnya sudah meninggal setelah dinyatakan positif Corona. Dikabarkan juga banyak dari tamu yang hadir acara itu kini diisolasi dan dirawat karena positif Corona.

Walikota Batam Rudi saat memberi penjelasan melalui konferensi pers pada Kamis (19/3/2020) lalu mengatakan, pendeta S juga melakukan perjalanan di Jakarta dan Yogyakarta, sebelum kembali ke Batam pada 4 Maret 2020. Ia berangkat ke Jakarta tanggal 21 Februari 2020.

“Setiba di Batam, lalu pada tanggal 5 Maret, pasien mengeluhkan sakit demam, batuk berdahak,” kata Rudi.

Setelah itu, pendeta S berobat ke Puskesmas di dekat rumahnya. Sempat membaik pada tanggal 7 Maret 2020, lalu memburuk lagi pada 10 Maret. Pendeta S kembali berobat ke Puskesmas dekat rumahnya sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Embung Fatimah.

“Setelah dirawat, lalu tanggal 13 Maret diperbolehkan pulang ke rumah,” jelas Rudi.

Keesokan harinya, tanggal 14 Maret 2020 pasien tersebut datang kembali ke RSUD Embung Fatimah dengan keluhan demam, batuk berdahak, dan sesak nafas, serta kondisinya makin parah. Sejak itu ia dirawat di RSUD sebagai pasien dalam pengawasan. Pasien tersebut dikonfirmasi positif Kamis (19/03/2020), hingga akhirnya dikabarkan meninggal pada Minggu malam.

Puluhan jemaat GPIB Bahtera Hayat, Sagulung yang sempat melakukan kontak langsung dengan pendeta S saat dirawat di RS Graha Hermin kini sudah dilokalisasi petugas. Sebanyak 20 orang dievakuasi ke Rusunawa Tanjunguncang untuk menjalani karantina. 25 orang lainnya meminta menjalani karantina di rumah saja.

zonautara.com
Bus Trans Batam dikerahkan untuk evakuasi puluhan orang jemaat GPIB Sagulung untuk menjalani pemantauan karena sempat close contact dengan pendeta S.(Image: Istimewa)

45 orang warga tersebut kini berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Mereka akan dipantau kondisinya karena berisiko tertular lewat kontak langsung dengan pendeta S tersebut.

Berdasarkan data intelkam Polresta Barelang, evakuasi dilakukan dengan menggunakan bus Trans Batam BP 7058 EU. 25 orang yang tidak bersedia dikarantina karena alasan memiliki anak kecil dan memutuskan karantina di rumah masing-masing yang berlokasi di sekitar gereja GPIB Bahtera Hayat.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com