ZONAUTARA.COM – Presiden Brasil Jair Bolsonaro dianggap meremehkan dampak virus corona sehingga menyebabkan kematian akibat virus ini di Brasil sangat tinggi.
Dikutip dari BBC, kasus kematian akibat virus corona di Brasil telah melampaui angka 100 ribu orang. Angka kematian ini kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat.
Ditengah sikap remeh Presiden Bolsonaro ini, para pakar menyatakan bahwa pandmi covid-19 di Brasil belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Bahkan para pakar meyakini situasi covid-19 di Brasil saat ini belum mencapai titik tertinggi, namun aktivitas perekonomian seperti pertokoan dan restoran telah kembali beroperasi.
Bolsonaro bahkan menetang berbagai pembatasan yang dianggapnya dapat memukul perekonomian Brasil.
Presiden dari partai sayap kanan ini, bahkan tak setuju dengan kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan sejumlah gubernur negara bagian.
Bolsonaro sempat terpapar virus corona, dan saat sembuh dia berkontak fisik dengan pendukungnya di luar ruangan tanpa memakai masker.
Pakar kesehatan menyayangkan kebijakan Bolsonaro yang memulai kembali aktivitas perekonomian tanpa koordinasi. Mereka khawatir, kebijakan itu akan meningkatkan penyebaran virus corona.
Dua menteri kesehatan Brasil sebelumnya, yang berprofesi sebagai dokter, telah mengundurkan diri karena tidak setuju dengan Bolsonaro, terkait pembatasan sosial dan penggunaan hydroxychloroquine sebagai pengobatan.
Berbagai penelitian mengatakan obat itu itu tidak efektif menyembuhkan pasien covid-19.
Bolsonaro, yang menyebut covid-19 dengan istilah ‘flu ringan’ mendapat kritik dari dalam dan luar negeri. Ia menyebut kesembuhannya berkat obat anti-malaria.
Diakses dari situs Worldometers, hingga Senin (10/8/2020) siang, jumlah kasus positif covid-19 di Brasil telah mencapai 3.035.582 kasus, dimana 101.136 diantaranya meninggal dunia.
Sejauh ini Amerija Serikat adalah negara yang melaporkan kasus covid-19 tertinggi dengan 5,1 juta kasus, dimana 165 ribu orang meninggal dunia.