ZONAUTARA.com – Dalam upaya pembangunan pabrik vaksin oleh pihak swasta, Moeldoko mengharapkan agar lembaga terkait seperti Kementrian Kesehatan, BPOM dan para pakar dapat membimbing proses pendirian pabrik vaksin ini dengan pengawasan, monitoring dan evaluasi mendalam.
“Terhadap proses produksinya agar dapat memenuhi asas efikasi dan keamanan sesuai standar World Health Organization,” harapnya, Selasa (24/11/2020).
Taat asas dan kekuatan, menurut Meldoko, merupakan kunci keberhasilan dari pendirian pabrik ini. Taat asas dan kekuatan regulasi adalah kunci keberhasilan pendirian pabrik vaksin yang berkualitas, mohon bimbingan intensif dari lembaga terkait dan para pakar.
Selain Moeldoko, kepala BPOM Penny Lukito juga menjelaskan pentingnya kemandirian dalam hal obat dan farmasi. Penny mengatakan, BPOM bangga dengan berkembangnya industri farmasi di Indonesia.
“Suatu kebanggaan di masa pandemi covid-19 ini justru bermunculan investasi biofarmasi. Selain mendorong kemandirian industri obat dan farmasi, ini juga bisa mendorong ekspor. Kami menunggu pendampingan vaksin covid-19 fase ke-3,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama JBio Mahendra Suhardono menyampaikan, pabrik di Cikande ini akan menghasilkan produk-produk biofarmasi, termasuk vaksin covid-19.
Produk-produk tersebut diprioritaskan pada yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia dan juga negara-negara sedang berkembang.
“Nantinya produk yang akan dihasilkan sesuai dengan pemenuhan standard mutu internasional, khususnya Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan BPOM RI, dan juga GMP (Good Manufacturing Practice) WHO,” ungkap Mahendra.
Dalam pengembangannya, ke depan perusahaan ini akan melakukan transfer teknologi bahan baku dan produk jadi biofarmasi untuk membangun kemandirian nasional.
Pabrik biofarmasi modern sudah memenuhi standard dunia milik JBio. Sedangkan Longcam sendiri memiliki nilai investasi 500 miliar rupiah dengan menempati lahan seluas 14.850 meter persegi.