bar-merah

Covid-19 di India semakin tak terkendali, sehari hampir 4.000 orang yang meninggal

Covid-19 di India
The constellation of forces that led to India’s coronavirus crisis is not unique; it’s the default in most of the world. (Photograph by Rebecca Conway / Getty)

ZONAUTARA.com – Penularan gelombang kedua Covid-19 di India semakin tak terkendali. Berbagai media internasional melaporkan pemandangan yang mengerikan soal lonjakan kasus yang sangat tinggi di India.

Terkini, temuan kasus baru positif Covid-19 di India kembali memecahkan rekor sebelumnya, bahkan kematian akibat Covid-19 dalam sehari di negara itu hampir mencapai 4.000 orang.

Dalam 24 jam terakhir sebagaimana yang dilihat di situs Worldometers terdapat 412.618 kasus baru positif di India. Penambahan kasus baru itu membuat total kasus positif Covid-19 di India mencapai 21.070.852 kasus.

India menjadi negara kedua yang paling parah terpapar Covid-19 setelah Amerika Serikat.

Dalam sehari kemarin, Kamis (5/5/2021), India juga mencatat ada 3.982 orang yang meninggal karena Covid-19, sehingga membuat total yang meninggal karena Covid-19 di India mencapai 230.151 orang.

Diperkirakan, infeksi COVID-19 di India akan mencapai puncaknya beberapa hari ke depan.

“Sementara spekulasi puncak Corona di India diprediksi Rabu depan,” kata Rijo M John, seorang profesor di Institut Manajemen India di negara bagian selatan Kerala, di Twitter.

Situasi COVID-19 di India semakin mengkhawatirkan, setiap RS berjuang mencari pasokan tempat tidur hingga oksigen di tengah ledakan COVID-19.

Menurut data WHO, kasus Corona di India bahkan menyumbang hampir setengah kasus Corona yang dilaporkan di seluruh dunia, dan seperempat kasus kematian COVID-19 di dunia.

Beberapa pakar mengatakan, angka sebenarnya Corona di India bisa lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi.

Krisis COVID-19 India paling parah menyerang ibu kota New Delhi.

“Orang-orang ketakutan dan meringkuk di rumah mereka karena demam dan batuk. Gejalanya semuanya COVID-19, tetapi tanpa informasi yang tersedia, banyak yang mengira itu adalah flu musiman,” jelas salah satu pakar India.

Perdana Menteri India, Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua COVID-19, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara ‘super-spreader’ COVID-19.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com