ZONAUTARA.COM – Akibat tertipu berita bohong di Media Sosial mengenai vaksin, ribuan pelajar di Sumenep, Madura, Jawa Timur batal hadir di hari penyuntikan vaksin, Senin (26/7) kemarin.
Kepala Sekolah SMKN 1 Sumenep, Zainul Sahari mengisahkan keterhambatannya dalam melakukan vaksinasi lantaran banyak yang tidak diizinkan orang tua.
Menurut Zainul, banyak orang tua yang khawatir karena mendengar berita dari sosial media.
“Tapi aturan vaksinasi itu sekarang sudah diwajibkan,” tegas Zainul, Senin (26/7).
Zainul mengatakan bahwa pihak sekolah sebenarnya telah berulang kali melakukan sosialisasi kepada pelajar dan orang tua. Namun, tetap masih banyak kalangan yang punya kekhawatiran soal vaksin Covid-19.
Melihat kondisi saat ini, yang mana tak sedikit pelajar menolak divaksinasi, pihak sekolah tidak akan memberikan sanksi.
Zainul menduga banyak pelajar dan orang tua menolak anaknya divaksinasi karena salah menafsirkan instruksi. Sebelumnya, Pemkot Sumenep menginstruksikan pelajar untuk membawa surat keterangan jika tidak mau divaksinasi.
Hal itu dilakukan demi menepis kekhawatiran orang tua. Namun, instruksi tersebut dimaknai keliru dengan menganggap pelajar tidak wajib divaksinasi. Walhasil, banyak yang tidak hadir di hari penyuntikan vaksin hari ini.
“Dari hasil rapat pimpinan, untuk surat pernyataan siswa kemarin akhirnya dicabut,” ungkapnya.
Selanjutnya, siswa akan diwajibkan untuk disuntik vaksin virus corona. Apabila ada kekhawatiran, orang tua boleh mendampingi saat anaknya disuntik vaksin.
Mengenai divaksinasi atau tidaknya, menurut Zainul itu hanya tim medis yang bisa melakukan.
“Sekarang kita merujuk kepada aturan,” tandas Zainul.