Wacana baju dinas DPRD Tangerang berbahan Louis Vuitton jadi polemik

ZONAUTARA.COM – Wacana baju dinas anggota DPRD Kota Tangerang berbahan ‘Louis Vuitton’ menjadi polemik dan memicu kritik pedas dari masyarakat.

Pasalnya, kini masyarakat sedang dilanda kondisi sulit akibat yang tak kunjung teratasi. Namun, para wakil rakyat justru menganggarkan bahan pakaian dinas mencapai Rp 675 juta. Yang diduga bikin mahal adalah bahannya. Ada Louis Vuitton untuk pakaian dinas harian, Lanificio Di Calvino untuk pakaian sipil resmi, Theodore untuk pakaian sipil harian, dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap.

Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi para pejabat untuk tidak sembarangan dalam membuat kebijakan dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Selain itu, anggaran ongkos jahit yang direncanakan mencapai Rp 600 juta.

Selanjutnya, polemik tersebut diklarifikasi oleh Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo. Menurut Gatot, pihak DPRD Kota Tangerang sebetulnya tidak pernah menunjuk atau menyebut merek saat pengadaan baju dinas tersebut.

Pihak Louis Vuitton juga angkat bicara. Eunika Santosa, Communication Manager Louis Vuitton Indonesia, membantah pihaknya pernah menyuplai bahan pakaian ataupun membuat seragam bagi DPRD Kota Tangerang.

Masyarakat bereaksi keras. Hujan kritik membanjiri lini masa Twitter. Louis Vuitton menjadi trending topic yang isinya ungkapan kemarahan masyarakat. Apalagi kemudian diketahui kalau alamat pemegang tender di Cirebon adalah fiktif, makin marahlah publik.

Alhasil, DPRD Kota Tangerang memutuskan membatalkan pengadaan baju dinas berbahan baju mewah merek Louis Vuitton hingga Thomas Crown yang mencapai harga Rp 675 juta. Keputusan itu diambil setelah mendapatkan aspirasi dan masukan dari masyarakat.

Kendati demikian, pembatalan putusan tersebut tetap gagal meredakan kritik dan komentar pedas para warganet di berbagai platform media sosial.