bar-merah

Mengenal Rumah Boboca, konservasi berbasis masyarakat

rumah boboca
Seorang nelayan sedang menangkap boboca di lokasi rumah boboca

ZONAUTARA.com – Rumah Boboca, adalah istilah penyebutan untuk sebuah lokasi konservasi laut yang berbasis masyarakat.

Sejak tahun 2017, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi Alam (Yapeka) bekerjasama dengan Blue Venture menjalankan program ini di Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Yapeka merupakan lembaga swadaya masyarakat yang fokus bergerak dalam bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat dan konservasi alam.

Sementara, Blue Ventures adalah perusahaan sosial berbasis sains yang mengembangkan pendekatan untuk memelihara dan mempertahankan konservasi laut bersama masyarakat lokal.

Rumah Boboca dimulai dari dua desa yang ada di Minut, yaitu Desa Bulutui dan Desa Gangga Satu. Kedua desa tersebut sudah ditetapkan sebagai kawasan laut yang dijadikan sebagai lokasi Rumah Boboca.

Desa Bulutui dan Gangga Satu dipilih menjadi lokasi Rumah Boboca dikarenakan dua desa ini memiliki banyak nelayan yang khusus menangkap Boboca (Gurita), dan tentunya memiliki wilayah laut yang luas.

Rumah Boboca merupakan sebuah area konservasi laut, lebih khusus terhadap spesies laut, Boboca. Sejak dibuka terakhir kali, kurang lebih selama 3 bulan area ini ditutup untuk lokasi penangkapan boboca.

Yapeka dan masyarakat setempat, sama-sama telah menyepakati sistem buka tutup ini karena sudah merasakan bagaimana dampak dari penerapan sistem ini.

Rumah Boboca mampu meningkatkan jumlah dan berat gurita yang ada di area tersebut.

Wartawan zonautara berkesempatan mengikuti acara pembukaan rumah boboca yang ke 4 kalinya, di Desa Bulutui, Senin (13/09/21).

Kurang lebih sebanyak 15 orang nelayan Boboca ikut dalam kegiatan pembukaan kawasan rumah boboca. Yang menarik dari kegiatan tersebut adalah, Yapeka memberikan stimulan hadiah kepada nelayan yang menangkap boboca paling cepat, paling berat, dan paling banyak.

Alhasil, dalam waktu 1,5 jam yang diberikan oleh Yapeka, para nelayan berhasil mengumpulkan 20 ekor boboca, dengan berat total 19,5 Kilogram.

Menurut Efrah Wanta, yang merupakan Koordinator Lapangan di Minut, kali ini jumlah tangkapan meningkat dari pembukaan sebelumnya. Menurutnya, pembukaan area ini akan dilakukan selama seminggu dari sekarang, dan akan ditutup lagi selama 5 bulan, lalu kemudian nanti akan dibuka kembali pada bulan Februari 2022 mendatang.

Konservasi Rumah Boboca sendiri bertujuan agar masyarakat secara mandiri dapat melakukan pengelolaan perikanan skala kecil berbasis masyarakat yang lestari, peningkatan jumlah dan berat tangkap gurita sehingga mendukung perekonomian masyarakat, pengembangan ekowisata berbasis perlindungan habitat dan konservasi habitat gurita, sinergi dengan program pemerintah khususnya dalam bidang pariwisata dan perikanan.

Ferdy Tulong, S.ST.Par, selaku Kabid Sumber Daya Pariwisata Dinas Pariwisata Minut, mengungkapkan, dirinya baru mengetahui dan sempat kaget soal keberadaan rumah boboca.

Ferdy menyatakan apresiasinya terhadap program Rumah Boboca. Menurutnya, kegiatan seperti ini bisa dikembangkan menjadi sebuah festival, dan berpotensi untuk masuk dalam calendar of event yang ada di Minahasa Utara.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com