Platform penjawab soal sekolah online dianggap pelanggaran akademik. Benarkah?

Mujtahida
Penulis Mujtahida
Ilustrasi sekolah online (Sumber: pexels.com)



ZONAUTARA.com – Pandemi membuat banyak lini kehidupan mengalami kesulitan, salah satunya adalah lini pendidikan. Banyak keluhan yang terjadi di antaranya, kegiatan belajar mengajar yang tidak efektif.

Memanfaatkan kondisi ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan peluang untuk membantu para siswa yang kesulitan saat kuliah atau sekolah secara daring. Sayangnya, industri tersebut banyak dianggap mengarah pada pelanggaran akademik, salah satunya website Bernama Chegg.

Apa itu platform penjawab soal?

Chegg sendiri merupakan layanan bantuan pekerjaan rumah online. Dengan membayar 15 dolar Amerika perbulannya, siswa dapat mengunggah pekerjaan rumah atau pertanyaan ujian dan menerima jawaban dalam waktu sekitar 45 menit. Pertanyaan tersebut dialihdayakan ke India, di mana seorang ahli memberikan penjelasan langkah demi langkah.

Mengutip dari Forbes, Susan Adams mengatakan bahwa langganan ke Chegg telah melonjak sejak pembelajaran di perguruan tinggi di dunia menjadi virtual. Ia melaporkan bahwa pada kuartal ketiga, mereka tumbuh 69% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 3,7 juta. Pendapatan sembilan bulan melonjak 54% menjadi $440 juta hingga September dan diproyeksikan mencapai $630 juta untuk tahun ini.

Sejalan dengan hal itu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal for Educational Integrity dengan judul Contract cheating by STEM students through a file sharing website: a Covid-19 pandemic perspective menganalisis data tentang bagaimana siswa menggunakan Chegg di lima mata pelajaran STEM.

Mereka menemukan bahwa permintaan bantuan yang diposting antara April dan Agustus 2020 meningkat sebesar 196 persen dibandingkan dengan waktu yang sama pada tahun 2019.

“Mengingat jumlah pertanyaan gaya ujian, tampaknya sangat mungkin bahwa siswa menggunakan situs ini sebagai cara mudah untuk melanggar integritas akademik dengan mendapatkan bantuan dari luar,” penulis penelitian menyimpulkan.

Mengutip dari Big Think, fakultas dan staf universitas mulai menyelidiki penyimpangan akademik tersebut. Di Georgia Tech dan Boston University, salah satunya, mereka mendorong fakultas BU untuk menawarkan ultimatum bahwa siswa yang mengakui pelanggaran mereka akan diturunkan satu huruf, dan mereka yang tertangkap tanpa izin akan menerima nilai F.

Bagaimana tanggapan dari Chegg?

Nathan Schultz, presiden layanan pembelajaran Chegg mengatakan bahwa hal ini tentu saja merupakan topik penting untuk diskusi dan sangat dipedulikan di Chegg.

Mereka juga bekerja dengan beberapa institusi terkemuka untuk menemukan cara memanfaatkan teknologi untuk mengatasi masalah ini.

Chegg juga menawarkan layanan yang disebut Honor Shield, yang memungkinkan instruktur mengirimkan pertanyaan ujian untuk diblokir selama ujian.

Universitas dan Chegg perlu memikirkan kembali strategi mereka dan menemukan cara untuk bekerja bersama-sama, menjadikan kesejahteraan, pendidikan, dan kesuksesan siswa, menjadi yang utama.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com