Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network
No Result
View All Result
Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network
No Result
View All Result
Zonautara
No Result
View All Result
Home PERISTIWA ZONA TERKINI Sosial Kemasyarakatan

Siapa bilang revolusi industri keempat malah mempersempit pekerjaan?

by Mujtahida
A A
revolusi industri

Ilustrasi (Sumber: pexels.com)

ZONAUTARA.com – Perkembangan teknologi telah ada sejak zaman dahulu kala. Perlahan-lahan dari teknologi kapak tangan sampai iPhone yang ada sekarang. Periode dengan perubahan dramatis dari penemuan tersebut dimulai kira-kira tahun 1760 hingga revolusi industryi 4.0. Setiap revolusi berlangsung, banyak kekhawatiran tentang kehilangan pekerjaan besar-besaran.

Lewat World Economic Forum, Jayant Menon, seorang Lead Economist di Asian Development Bank, dan Adjunct Fellow dari Crawford School, The Australian National University memaparkan alasan mengapa revolusi industri malah memperbanyak pekerjaan.

Teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, blockchain, dan pencetakan 3D memang mengubah sistem sosial, ekonomi, dan politik. Teknologi itu sendiri sulit untuk dipetakan karena tingkat pertumbuhannya bisa eksponensial dan faktorial lebih tinggi.

Pertama-tama, kita tahu bahwa banyak pekerjaan dengan keterampilan rendah dan berulang sedang diotomatisasi, dimulai di negara dengan upah tinggi tetapi dengan cepat menyebar ke negara berkembang. Dan tidak semua pekerjaan dengan keterampilan tinggi juga kebal.

Revolusi industri dan ketenagakerjaan

Tapi apakah ada batasannya? Kita perlu memahami bagaimana pekerjaan telah diubah, terutama dengan rantai nilai global. Pekerjaan sekarang terdiri dari sekumpulan tugas dan berlaku untuk semua tingkat keahlian. Selama pekerjaan yang dilakukan seseorang tidak dapat diotomatisasi secara teknis dan ekonomis, maka pekerjaan itu mungkin aman.

Misalnya, meskipun sebagian besar tugas yang dilakukan oleh pelayan dapat dilakukan secara otomatis, interaksi manusia tetap diperlukan.

Perdebatan juga cenderung salah fokus pada pekerjaan kotor daripada pekerjaan bersih, biasanya secara tidak sengaja. Misalnya, otomatisasi proses produksi yang lebih besar akan membutuhkan pengawasan dan kontrol kualitas yang lebih besar.

Dan selama biaya penambahan pengawas tidak melebihi penghematan dari kegiatan otomatisasi, maka penurunan harga produk akhir akan dapat dimungkinkan, dan akan memacu peningkatan permintaan. Jika peningkatan permintaan cukup besar, bahkan dapat memperluas jumlah pekerjaan di.

Keuntungan produktivitas dari teknologi baru di satu industri dapat menurunkan biaya produksi di industri lain melalui hubungan input-output dan berkontribusi pada peningkatan permintaan dan lapangan kerja di seluruh industri.

Tags: tenaga kerjakecerdasan buatandepanrevolusi industri
ShareTweetSend

Related Posts

Kemiskinan
Sosial Kemasyarakatan

Kemiskinan tidak selalu netral gender, perempuan lebih menderita akan dampaknya

12 March 2023

...

perempuan
Sosial Kemasyarakatan

Perempuan di Sulut rata-rata lahirkan 2 anak

31 January 2023

...

Discussion about this post

Facebook Twitter Instagram Youtube

Redaksi

Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Mongkonai Barat, Kotamobagu.
Email: [email protected]
[email protected]

  • Tentang Kami
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Data Pribadi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.