Tim penyelamat Nepal pada Senin malam (16/1) menangguhkan pencarian tiga jenazah yang hilang dalam puing-puing pesawat yang jatuh dengan 72 orang di dalamnya, tanpa ada harapan untuk menemukan korban selamat.
Yeti Airlines ATR 72 jatuh ke jurang yang curam, hancur berkeping-keping dan terbakar saat mendekati pusat kota Pokhara pada hari Minggu (15/1). Itu adalah bencana penerbangan terburuk di Nepal sejak 1992.
Penyebabnya belum diketahui, tetapi sebuah video di media sosial – yang diverifikasi oleh mitra AFP, ESN – menunjukkan pesawat dengan baling-baling ganda itu miring secara tiba-tiba dan menukik tajam ke kiri ketika mendekati bandara Pokhara. Lalu terjadi sebuah ledakan keras.
Nepal, yang memiliki catatan buruk dalam hal keselamatan udara, memperingati hari berkabung pada hari Senin (16/1). Lima belas orang asing berada di dalam pesawat itu, termasuk lima orang India, empat orang Rusia dan dua orang Korea Selatan.
Para tentara menggunakan tali dan tandu untuk mengambil mayat-mayat dari jurang sedalam 300 meter hingga larut malam pada hari Minggu (15/1) dan sepanjang hari Senin (16/1) sebelum menangguhkan pekerjaan mereka sampai Selasa pagi (17/1).
Para pejabat mengatakan 69 mayat telah ditemukan sejauh ini, dan otopsi 24 mayat sedang berlangsung. Pesawat itu membawa 68 penumpang dan empat awak.
“Kami berdoa agar terjadi keajaiban. Tetapi harapan untuk menemukan siapa pun yang masih hidup adalah nihil,” kata pejabat senior setempat Tek Bahadur KC kepada AFP.
“Tiga mayat masih hilang. Pencarian dihentikan sementara untuk hari ini. Kami akan melanjutkan operasi pencarian besok pagi,” katanya.
Tidak jelas apakah ada orang di darat yang terluka. [vm/jm]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia