Prancis, Selasa (24/1), memulangkan sekelompok perempuan dan anak lain dari bekas daerah yang dikuasai ISIS di Suriah, kepulangan kelompok terakhir warga negara Prancis dari kamp-kamp di sana.
Kelompok terakhir itu terdiri dari 32 anak di bawah umur dan 15 perempuan dewasa, kata kantor kejaksaan urusan kontraterorisme nasional.
Kantor itu mengatakan, para perempuan yang berusia 19 hingga 56 tahun tersebut ditahan, sementara anak-anak mereka dirawat di bawah pengawasan dinas layanan perlindungan anak.
Prancis telah memulangkan perempuan dan anak-anak dari kamp-kamp di timur laut Suriah secara bertahap sejak kekalahan teritorial ISIS pada 2019.
Banyak negara Eropa lambat mengizinkan kembalinya perempuan dan anak-anak dari daerah di mana ISIS beroperasi karena khawatir mereka akan menyerang tanah air mereka dengan kekerasan.
Prancis mendapati lebih banyak warganya yang bergabung dengan ISIS di Suriah dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya dan sangat berhati-hati untuk menerima mereka kembali.
Pihak berwenang bersikeras menyatakan bahwa mereka memulangkan warga negara berdasarkan kasus per kasus, prosedur panjang dan rumit yang telah berulang kali dikritik oleh kelompok-kelompok HAM. Pihak berwenang Prancis juga bersikeras menyatakan bahwa orang dewasa, lelaki dan perempuan, yang berjuang bersama ISIS harus diadili di negara tempat mereka melakukan kejahatan. [ab/uh]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia