ZONAUTARA.com – Sebuah contoh cerita tentang sugar daddy adalah seorang wanita muda bernama Emily yang sedang mencari pekerjaan. Ia berjumpa dengan seorang pria kaya bernama David melalui aplikasi kencan daring.
David membujuk Emily untuk memulai hubungan ala sugar daddy dengan janji membayar biaya hidup dan membantu membiayai kuliah. Emily awalnya ragu, tetapi akhirnya menerima tawaran itu karena membutuhkan uang.
Dalam beberapa bulan, Emily menemukan bahwa David memperlakukannya seperti barang dan membuat permintaan yang tidak sesuai. Ia merasa tidak nyaman dan tidak memperoleh perlakuan yang adil. Meskipun uang yang diterima membantu memenuhi kebutuhan finansial, Emily merasa tidak bahagia dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu.
Namun, setelah berpisah, Emily mengalami kesulitan finansial dan merasa bersalah karena memutuskan hubungan tersebut. Ia merasa terjebak dalam lingkaran setan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Dalam kenyataannya, kisah seperti ini banyak dialami oleh banyak wanita yang menjalani hubungan sugar daddy.
Konsekuensi hubungan sugar daddy
Sugar Daddy bisa memiliki konsekuensi negatif bagi kedua belah pihak. Pria kaya mungkin memperlakukan wanita sebagai barang dan mengharapkan perlakuan tertentu dalam hubungan, sementara wanita muda mungkin merasa tertekan atau tidak memperoleh perlakuan yang adil.
Hubungan seperti ini juga bisa mempengaruhi perasaan dan memiliki dampak emosional bagi kedua belah pihak. Dalam beberapa kasus, hubungan Sugar Daddy juga bisa berujung pada kekerasan atau eksploitasi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi risiko dan membuat keputusan yang tepat dan bijak.
Sugar daddy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara pria kaya dan wanita muda, dimana pria tersebut memberikan hadiah finansial dan materi kepada wanita sebagai bagian dari hubungan tersebut.
Dalam hubungan ini, pria dianggap sebagai “sugar daddy” dan wanita sebagai “sugar baby”. Hubungan ini seringkali tidak seimbang dan memiliki unsur-unsur eksploitasi dan ketergantungan finansial.
Sejarah sugar daddy bermula pada tahun 1920-an di Amerika Serikat, dimana konsep ini muncul sebagai hubungan antara pria kaya dan wanita muda dengan tawaran hadiah finansial dan materi.
Konsep ini terus berkembang seiring perubahan budaya dan sosial, dan saat ini dapat ditemukan di seluruh dunia melalui situs-situs kencan daring.