Jet tempur Rusia, Selasa (14/3), bertabrakan dengan drone intelijen, pengawas, dan pengintai milik Amerika yang beroperasi dalam wilayah udara internasional di atas Laut Hitam. Militer Amerika mengatakan, tabrakan menyebabkan drone tersebut jatuh. Kepada VOA, pejabat militer Amerika mengatakan drone MQ-9 Amerika itu belum ditemukan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Amerika memanggil duta besar Rusia atas insiden tersebut. Ia menambahkan bahwa Duta Besar Amerika untuk Rusia Lynne Tracy “telah menyampaikan pesan yang tegas kepada Kementerian Luar Negeri Rusia.”
Presiden Joe Biden diberi tahu tentang insiden itu, menurut juru bicara Gedung Putih John Kirby.
“Jika pesan dari Rusia itu adalah bahwa mereka ingin menghalangi atau mencegah kita terbang dan beroperasi di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam, maka pesan itu akan gagal. Itu tidak akan terjadi,” kata Kirby kepada VOA.
“Kita akan terus terbang dan beroperasi di wilayah udara internasional di atas perairan internasional. Laut Hitam bukan milik satu negara dan kita akan terus melakukan apa yang perlu kita lakukan bagi kepentingan keamanan nasional kita di bagian dunia itu,” tandasnya.
Menurut Komando Amerika Eropa (EUCOM), yang mengawasi operasi militer Amerika di Eropa, dua jet Su-27 Rusia “membuang bahan bakar dan terbang di depan MQ-9 dengan cara yang sembrono, tidak ramah lingkungan, dan tidak profesional.” Dalam siaran pers dikatakan bahwa tabrakan itu “hampir menyebabkan kedua pesawat jatuh.”
EUCOM meminta pasukan Rusia agar berlaku “profesional dan aman,” dan memperingatkan bahwa jenis tindakan ini “berbahaya dan bisa menyebabkan salah perhitungan dan eskalasi yang tidak diinginkan”. [ka/jm]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia