bar-merah

Ganjar sebut keamanan laut Indonesia butuh sonar dan sensor, benarkah?

ZONAUTARA.com – Saat Debat Pemilu 2024 yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (7/2/2024), Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebut bahwa prioritas keamanan laut Indonesia saat ini adalah pengadaan sonar dan sensor. Menurutnya, karena ancaman serangan akan masuk ke darat lantaran Indonesia adalah negara kepulauan (archipelago). 

“Mana pilihannya dari matra itu? Proporsional, Pak. Tapi tidak ada serangannya akan masuk melalui darat karena kita negara archipelago. Maka yang mesti diperkuat hari ini adalah laut prioritas, laut mereka butuh sonar mereka butuh sensor-sensor dan hari ini mereka menyampaikan kepada saya kebutuhan itu nomor satu,” ucap Ganjar Pranowo.

Lantas, benarkah Prioritas keamanan laut Indonesia membutuhkan pengadaan sonar dan sensor?

Pemeriksaan Fakta 

Berikut ini hasil pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Tempo.co

Penelitian Fitriana Cahyani Ardi dari Politeknik Angkatan Laut yang berjudul “Implementation of Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) Technology for the Indonesian Navy in Increasing the Security of the Jurisdictional Marine Area” seperti dilansir dalam International Journal of Social And Management Studies (IJOSMAS) volume 4, mengatakan dengan Integrated Maritime Surveillance System  dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan pemantauan maritim, deteksi ancaman, dan respon cepat terhadap insiden keamanan di wilayah perairan yurisdiksi TNI Angkatan Laut. 

Integrasi sensor canggih seperti radar, sonar, dan kamera kamera, IMSS dapat secara efektif melacak dan mengidentifikasi kegiatan ilegal seperti penyelundupan narkoba, pencurian ikan dan pergerakan kapal asing yang mencurigakan. Selain itu, penggunaan analisis data dan kecerdasan buatan (AI) dan kecerdasan buatan (AI) dalam IMSS memungkinkan pemrosesan data yang cepat dan akurat, serta penyaringan informasi yang relevan untuk memandu tindakan operasional TNI AL.

IMSS juga dapat meningkatkan kerja sama lintas lembaga dan internasional internasional melalui pertukaran informasi yang lebih efektif dengan negara-negara mitra. Untuk mengimplementasikan

Penelitian Faris Al-Fadhat dan Naufal Nur Aziz Effendi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta seperti dikutip dalam Jurnal Ketahanan Nasional Universitas Gadja Madja, volume 25, nomor 3, Desember 2019, halaman 373-392 menyebutkan bila Indonesia sebagai negara yang menganut politik pertahanan defensif, dituntut untuk memiliki strategi alutsista yang sesuai dengan kondisi geografisnya.

Oleh karena itu, kerjasama dengan negara-negara yang memiliki industri pertahanan maju merupakan sebuah kebijakan strategis. Salah satunya adalah kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan di bidang pengembangan kapal selam. Kerja sama Indonesia-Korea Selatan akan turut mengikutsertakan proses transfer teknologi untuk menjamin keberlanjutan kemandirian maritim Indonesia.

Menurut Ludiro Madu, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta, dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai 93 ribu km persegi, pengawasan keamanan di wilayah laut Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Karena itu benar, Indonesia membutuhkan peralatan keamanan yang sesuai dengan kondisi geografis. “Sonar dan sensor berperan penting untuk mendeteksi dan memantau berbagai aktivitas di wilayah perairan yang luas ini,” kata Ludiro.

Di samping itu, Bonifasius Endo Gauh Perdana, Dosen Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Tidar menambahkan bahwa sonar dan sensor memang dibutuhkan. Namun menurut sebuah riset, yang terpenting bagi sistem pertahanan maritim di Indonesia adalah integrasi dari sistem sonar dan sensor yang sudah ada.

Maritime surveillance system terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain air surveillance, surface surveillance, dan underwater surveillance yang alatnya dapat berupa sensor system, satelit, LRC (label Surveillance Camera), radar, dan sonar. Sebagian benar Indonesia membutuhkan itu,” ujar Bonifasius.

Prasetia Anugrah Pratama, peneliti Data dan Democracy Research Hub Monash University, Indonesia mengungkapkan jika merujuk pada data coast guard Jepang sebagai negara yang memiliki lautan yang luas, pengadaan sonar dan sensor memang merupakan sesuatu yang vital. Namun bentuk pengawasan lainnya, mulai dari penggunaan kapal hidrografi dan Unmanned Submarine Vehicle, juga menjadi equipment yang dibutuhkan dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan laut.

“Jadi, sebagian benar bila Indonesia membutuhkan sonar dan sensor,” ungkap Prasetia.

Kesimpulan 

Hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim Ganjar Pranowo yang menyebutkan bila prioritas keamanan laut Indonesia saat ini membutuhkan sonar dan sensor adalah sebagian benar

Beberapa riset menyimpulkan Indonesia membutuhkan sensor dan sonar yang terintegrasi dalam Integrated Maritime Surveillance System. namun menurut sebuah riset, yang terpenting bagi sistem pertahanan maritim di Indonesia adalah integrasi dari sistem sonar dan sensor yang sudah ada.

Bentuk pengawasan lainnya, mulai dari penggunaan kapal hidrografi dan Unmanned Submarine Vehicle, juga menjadi equipment yang dibutuhkan dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan laut.

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com