bar-merah

Para Pemimpin Barat Mengenang D-Day di Bawah Bayang-Bayang Ukraina

Para pemimpin Barat hari Kamis (6/6) berada di pantai bagian utara Prancis menandai 80 tahun pendaratan D-Day atau pendaratan Sekutu dalam Perang Dunia II untuk membebaskan Eropa dari pendudukan Nazi. Mereka juga mengingat perang selama lebih dari dua tahun yang kembali berkecamuk di Eropa setelah invasi Rusia terhadap Ukraina.

Pemimpin AS Joe Biden, Raja Inggris Charles III dan PM Kanada Justin Trudeau, mewakili kekuatan Sekutu, memberi penghormatan atas pengorbanan luar biasa yang dilakukan puluhan ribu tentara di tebing-tebing dan pantai berpasir Normandia. Para tentara itu sering kali berada jauh dari rumah mereka di bawah tembakan balasan Jerman yang sengit.

“Kami mengingat hikmah yang datang kepada kami, lagi dan lagi, selama puluhan tahun: negara-negara yang bebas harus berdiri bersama untuk melawan tirani,” kata Raja Charles II di tugu peringatan Inggris di Ver-sur-Mer yang menghadap pantai Gold, salah satu lokasi pendaratan pasukan Inggris.

Para Pemimpin Barat Mengenang D-Day di Bawah Bayang-Bayang Ukraina

“Mari kita berdoa agar pengorbanan semacam itu tidak pernah terjadi lagi,” ujarnya. “Rasa syukur kami tak habis-habis dan kekaguman kami kekal.”

PM Kanada Justin Trudeau mengatakan dunia harus terus bangkit untuk membela demokrasi. “Demokrasi masih terancam sekarang ini. Demokrasi diancam oleh aggressor yang ingin mengubah perbatasan,” ujarnya di upacara Kanada di Courseulles-Sur-Mer di dekatnya.

“Cara hidup kita tidak terjadi secara kebetulan, ini tidak akan berlangsung tanpa usaha.”

‘Kewajiban mengenang’

Dengan bergabungnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bersama para pemimpin Barat di Normandia untuk upacara internasional, acara ini memberi latar belakang yang sangat simbolis bagi pembicaraan mengenai cara Ukraina menggalang lagi kekuatan setelah Rusia meraih kemajuan.

Tidak ada pejabat Rusia yang diundang, menegaskan status paria Moskow di Barat setelah invasinya terhadap Ukraina pada 2022, meskipun Soviet berkontribusi besar dalam mengalahkan Nazi pada Perang Dunia II.

Para tamu yang paling mendapat kehormatan adalah para veteran Perang Dunia II yang masih hidup. Sekitar 200 orang diperkirakan hadir dalam acara itu. Jumlah itu menyusut setiap tahun karena sebagian besar berusia 90-an akhir dan beberapa berusia di atas 100 tahun. Ini mungkin peringatan besar terakhir yang mereka hadiri.

Veteran Inggris Cecil Newton, yang berbicara kepada AFP di monumen Inggris di Ver-sur-Mer, mengatakan ia kecewa karena begitu banyak orang-orang muda yang terbunuh.

“Semua yang bertindak akan selalu bersama saya, bersama kami. Saya dapat melihat mereka sekarang,” kata Newton yang kini berusia 100.

Raja Charles mengatakan bahwa para veteran semakin sedikit jumlahnya tetapi, lanjutnya,

“Kewajiban kitalah untuk mengingat mereka, apa yang mereka perjuangkan dan apa yang mereka capai untuk kita semua tidak akan pernah berkurang.”

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menghadiri upacara Inggris, menambahkan, “Tak seorang pun di Prancis sini yang dapat melupakan pengorbanan Anda.”

Menghindar

Biden, kelahiran tahun 1942 ketika Perang Dunia II berkecamuk, diperkirakan akan mempromosikan AS sebagai pembela demokrasi dan aliansi internasional, membandingkan dirinya dengan Donald Trump, pesaingnya dalam pemilu, dalam kunjungan kenegaraan yang akan berlangsung hingga Minggu.

Ia akan menemui veteran Amerika yang masih hidup, satu demi satu, di monumen Amerika untuk para korban.

Macron telah berupaya mendobrak tabu dengan menolak mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina, sikap yang meresahkan beberapa sekutu di Uni Eropa.

Tetapi ada pergeseran sikap dalam beberapa pekan belakangan. Barat menunjukkan kesediaan untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang disediakan Barat untuk menyerang target-target di Rusia, dan Prancis mendorong pengerahan instruktur militer Eropa di Ukraina.

Dalam pertemuan dengan media-media asing di Saint Petersburg, Rabu malam, Putin tidak memandang penting tidak adanya undangan untuk Rusia, dengan mengatakan “biarkan mereka merayakannya tanpa kami.”

“Mereka menghindar mengundang Rusia, yang merupakan penerus sah Uni Soviet, yang telah mengalami kehilangan begitu besar,” ujarnya. Ia menekankan bahwa Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta warga sipil dan tentara dalam Perang Dunia II.

Pendaratan pasukan Sekutu, yang didukung operasi lintas udara dengan pasukan terjun payung langsung ke daerah pendudukan, merupakan operasi angkatan laut terbesar dalam hal jumlah kapal yang dikerahkan dan pasukan yang terlibat.

Dalam operasi yang dirahasiakan dari Jerman, Sekutu mendarat di lima pantai di sepanjang pesisir Normandia: Omaha dan Utah bagi pasukan Amerika, Gold dan Sword bagi Inggris serta Juno bagi pasukan Inggris dan Kanada.

Di akhir dari apa yang dikenal sebagai “hari terpanjang,” 156 ribu tentara Sekutu dengan 20 ribu kendaraan mendarat di wilayah pendudukan Nazi di Prancis Utara meskipun mereka menghadapi hujan peluru, serta tembakan artileri dan pesawat.

Pendaratan tersebut menandai awal dari berakhirnya pendudukan Nazi di Eropa Barat, meskipun pertempuran sengit dan berdarah selama berbulan-bulan masih terjadi sampai akhirnya tercapai kemenangan atas rezim Adolf Hitler. [uh/lt]

Selengkapnya baca di VOA



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com