SITARO, ZONAUTARA.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) gelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) di Siau, buntut keluhan masyarakat karena pemadaman listrik.
RDP ini dipimpin langsung Ketua DPRD Sitaro, Djon Ponto Janis bersama Wakil Ketua Bob Janis, Rabu, 3 Juli 2024, bertempat di ruang rapat Kantor DPRD di Kelurahan Bebali.
Dari Pihak PLN, hadir langsung Manager PLN ULP Siau, Riza Prihantiarno, ia membawa tiga rekan lainnya.
Perihal pemadaman yang terjadi, DPRD meminta penjelasan dari Perusahan Listrik Negara di bawa naungan Menteri BUMN, Erick Thohir. Jalannya RDP berlangsung alot sejumlah anggota DPRD menyampaikan temuan di lapangan, di mana dampak pemadaman listrik DPRD dan Pemerintah daerah jadi sasaran kemarahan masyarakat hingga ke media sosial.
Mochtar Kaudis, salah satu anggota DPRD dari Partai PDI Perjuangan, Daerah pemilihan III, bahkan meminta PLN segera membuat akun media sosial. Tujuannya, untuk mengklarifikasi dan menginformasikan perkembangan terkait pemadaman listrik.
Kaudis menilai, dengan tidak terbukanya PLN di Media sosial membuat warga justru menyerang wakil rakyat dan menaruh kecewa dengan kinerja Pemerintah daerah.
“Saya beberapa minggu ini, kewalahan diserang terus di media sosial, padahal DPRD dan Pemerintah daerah tidak punya wewenang mengintervensi PLN, ini tanggung jawab Kementrian BUMN dipimpin Erick Thohir mestinya,” ungkap Kaudis.
“Beberapa alat elektronik warga sudah rusak siapa yang akan bayar?” tanya Kaudis.
Tidak jauh, dari kursi Kaudis, anggota DPRD dari Partai Nasdem, Ever Liempepas mengaku paham dengan kondisi yang dihadapi PLN, namun ia meminta supaya pimpinan perusahan harus bisa memberikan solusi dan berpikir pelayanan terbaik ke masyarakat. Liempepas bahkan menantang Manager PLN ULP Siau untuk mundur jika tidak mampu bertanggung jawab.
“Kalau tidak mampu jadi pimpinan, mundur saja,” seru dia.
Heronimus Makainas, dengan nada yang lebih lembut justru mengajak anggota DPRD untuk turun memantau di lapangan, sebagai salah satu bagian menemukan memahami permasalahan di lapangan.
“Saya menyarankan kita turun untuk melihat situasi di bawah,” ucapnya.
Ketua DPRD Sitaro, Djon Ponto Janis, ditemui usai RDP menyampaikan suasana pertemuan sempat memanas, namun tetap santun. Sebagai perwakilan dari masyarakat, Janis meminta PLN memperbaiki kinerjanya.
“Agak keras saat rapat karena DPRD representasi dari masyarakat sehingga kami betul berjuang demi rakyat,” ujarnya.
Janis mengaku penjelasan PLN terkait pemadaman listrik disebabkan beberapa tiang listrik yang rusak terbawa banjir lahar dingin, awal Juni lalu, selain itu ada kondisi alam seperti pohon tumbang, dan hewan yang tersengat listrik.
“Mereka meminta lebih dari satu bulan untuk memperbaiki jaringan karena menunggu perangkat yang dikirim, namun masyarakat tidak bisa menunggu selama itu,” sambungnya.
“Karena itu kami minta pekerjaan dilakukan lebih cepat, DPRD dan Pemerintah akan membantu untuk pengangkutan material ke Pulau Siau,” ucap Janis.
Ia memastikan Langkah DPRD tidak hanya selesai di RDP dengan pihak ULP, pihaknya berencana untuk mengadu ke PLN pusat Sulutenggo di Kota Manado, maupun ke Kementerian BUMN.
Manager ULP PLN Siau, Riza Prihantiarno menjelaskan saat banjir bandang enam tiang listrik milik PLN terseret banjir bersama sejumlah kabel, itu penyebab pasokan listrik yang menggunakan jalur di Kali Batuawang di Kelurahan Bebali terganggu.
Dampaknya pasokan listrik ke beberapa daerah harus menggunakan jaringan yang lain, sementara risikonya akan terjadi pemadaman di wilayah lainnya di Pulau Siau.
“ Saat ini kami masih melakukan manuver jaringan, di mana sebelumnya tiga feeder namun karena terputus jadi satu feeder terpaksa membawahi dua Feeder,” kata Riza.
Untuk memperbaiki PLN harus menunggu pengiriman material dari luar daerah dengan kapal laut untuk penormalan kabel penghubung antar jaringan listrik yang rusak di Kelurahan Bebali.
“Saya sudah dapat info, material akhir minggu ini sudah datang, kami upayakan secepat mungkin penormalan feeder, mainline khususnya yang ada di jalur Kali Batuawang di Kelurahan Bebali, sehingga beban di kabel kabel penghubung antar jaringan listrik di Kampung Talawid bisa tertangani,” ujarnya.
Menurut Riza, Feeder yang rusak dimaksud yakni enam tiang listrik yang terserat banjir lahar dingin, meski begitu untuk mengantisipasi bencana lagi, pihaknya meminta lebih banyak tiang untuk ditanamkan.
“Yang terseret enam tiang dari atas sampai bawah, tapi kami membutuhkan sepuluh tiang karena ingin memperkuat di bagian bawa, supaya meminimalisir jika terjadi lagi. Empat tiang bisa menopang enam tiang lainnya, sehingga seharusnya lebih kuat,”katanya.
Selain itu ada faktor alam mempengaruhi kestabilan jaringan. Seharunya di ruas kiri dan kanan maupun atas bawah sejauh tiga meter harus dibersihkan, namun karena kontur wilayah Perkebunan maka PLN tidak bisa mengambil risiko.
“Kami kesulitan apalagi jika jaringan melewati pohon pala atau cengkih merupakan pohon produktif warga, tidak bisa ditebang, belum lagi jaringan masuk keluar hutan, itu kendala lagi selain hewan yang tersengat listrik,” katanya.
PLN memastikan untuk kapasitas daya saat ini masih tercukupi, total listrik yang bisa dihasilkan oleh mesin pembangkit berkisar 3,6 megawatt, sementara beban puncak hanya mencapai 2,8 megawatt saja.
Riza berharap masyarakat bisa bersabar sementara pihaknya terus bekerja menormalkan listrik di Pulau Siau.