Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly bahwa Beijing dan Ottawa perlu melakukan normalisasi hubungan dan melanjutkan upaya untuk membentuk kemitraan strategis.
“Hubungan China-Kanada telah mengalami banyak kesulitan dan tantangan selama bertahun-tahun, dan ini bukanlah situasi yang diinginkan oleh China,” ujar Wang Yi pada Jumat (19/7) malam, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Kunjungan Melanie Joly selama tiga hari ke China, yang berlangsung hingga Sabtu atas undangan Wang Yi, adalah kunjungan pertama menteri luar negeri Kanada dalam tujuh tahun.
Hubungan bilateral yang dimulai pada 1970 memanas pada 2018 setelah penangkapan Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada, yang kemudian diikuti dengan penangkapan dua warga Kanada di China. Meskipun ketiganya akhirnya dibebaskan, tuduhan Ottawa mengenai campur tangan China di Kanada telah membuat hubungan antara kedua negara memanas.
Pertemuan terakhir antara pemimpin China dan Kanada terjadi di Indonesia pada 2022, ketika Presiden Xi Jinping mengkritik Perdana Menteri Justin Trudeau atas dugaan kebocoran informasi dari pertemuan tertutup.
Wang Yi mengatakan kepada Joly bahwa tidak ada konflik kepentingan mendasar antara China dan Kanada, sambil menambahkan bahwa memelihara dan mengembangkan hubungan bilateral perlu dilakukan untuk kepentingan kedua negara dan rakyatnya.
Dia menyatakan bahwa isu-isu terkait Taiwan, Tibet, Xinjiang, dan Hong Kong adalah masalah politik domestik China dan Kanada seharusnya tidak ikut campur.
Joly menyampaikan bahwa Kanada akan menghormati kebijakan Satu China dan berkomitmen untuk aktif mengembangkan hubungan bilateral serta memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan ekonomi, pariwisata, perubahan iklim, dan pengendalian narkoba.
Dalam pertemuan itu Wang dan Joly juga bertukar pandangan mengenai perang di Ukraina dan konflik Israel-Palestina.
Meng, putri pendiri Huawei, ditahan di Vancouver setelah AS mengeluarkan surat perintah penangkapan yang menuduhnya menutupi upaya perusahaan-perusahaan yang terkait dengan raksasa teknologi China tersebut untuk menjual peralatan ke Iran. Tindakan itu melanggar sanksi AS.
Washington berusaha untuk menghambat bisnis Huawei dengan alasan keamanan nasional, sementara Huawei membantah bahwa perusahaan tersebut menimbulkan risiko keamanan.
China, yang memperingatkan Kanada tentang konsekuensi jika Meng tidak dibebaskan, kemudian menangkap warga Kanada Michael Spavor dan Michael Kovrig.
Pada 2021, Meng dibebaskan setelah mencapai kesepakatan dengan jaksa AS untuk mengakhiri kasus penipuan banknya dan kembali ke China. Sementara itu, kedua warga Kanada, Michael Spavor dan Michael Kovrig, juga dibebaskan setelah hampir tiga tahun ditahan.
Kanada juga mengklaim campur tangan politik China.
Tahun lalu, Ottawa mulai menyelidiki operasi rahasia polisi China di wilayah perbatasannya, sementara Beijing berulang kali membantah terlibat dalam urusan Kanada.
Pada April, agen mata-mata Kanada menyimpulkan bahwa China telah melakukan campur tangan dalam Pemilu 2019 dan 2021, yang mendorong Perdana Menteri Trudeau untuk membentuk komisi guna menyelidiki campur tangan asing. [ah/ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia