KOTAMOBAGU, ZONAUTARA.COM – Pabrik tahu yang terletak di Kelurahan Mongondow, Kota Kotamobagu, menjadi salah satu ikon usaha turun-temurun yang tetap konsisten hingga kini. Berdiri sejak tahun 1996, pabrik milik, Kristiani Mamudi merupakan pabrik tahu pertama di Kelurahan Mongondow.
Hingga tahun 2025, pabrik ini terus memproduksi tahu dengan jumlah yang signifikan. Saban hari, pabrik tahu tertua di Kotamobagu ini harus menyiapkan dua karung kedelai untuk menghasilkan 30 bak tahu.
Produk tahu dari pabrik ini dipasarkan ke berbagai tempat, mulai dari pasar lokal hingga dijemput langsung dari pabrik oleh konsumen. Bahkan, distribusinya meluas hingga ke wilayah Bolaang Mongondow Timur (Boltim), tepatnya di Kecamatan Tutuyan.
Permintaan konsumen yang terus meningkat membuat Kristiani Mamudi harus menaikkan produksi tahu dalam jumlah besar. Namun, usaha ini sempat mengalami penurunan saat pandemi Covid-19 lalu. Hal itu tentu membawa dampak yang signifikan pada operasional pabriknya.
“Awalnya bisa memproduksi empat karung kedelai dalam sehari, sekarang turun menjadi dua karung dengan jumlah karyawan dua orang. Tidak ada stok yang tersisa, tahu yang diproduksi habis dalam sehari,” ungkap Kristiani, Rabu (8/1/2024).
Tahu dijual Rp70 ribu per bak yang berisi sekitar 140 hingga 220 butir. Tergantung ukuran besar kecilnya sesuai permintaan konsumen. Tahu diproduksi secara transparan dengan bahan utama kedelai dan cuka sebagai pelengkap.
Permintaan yang tinggi kerap membuat Kristiani kewalahan memenuhi kebutuhan konsumennya. Menurutnya, kesabaran dan konsistensi menjadi kunci utama agar tahu yang dihasilkan dapat diterima masyarakat.
“Semua tergantung kita sendiri. Kalau tahu yang kita buat tidak bisa diterima masyarakat di sini sejak dulu, pabrik ini sudah pasti tutup,” tutup Kristiani.
Sementara itu, Didi (57), salah satu pekerja yang sudah bekerja di pabrik ini selama empat tahun, menuturkan bahwa belum pernah ada tahu yang gagal selama dirinya bekerja.
“Untuk pembuatan tahu, dibutuhkan kedelai, air cuka, dan pengapian yang bagus untuk mendapatkan hasil tahu yang berkualitas,” kata Didi.
Keberhasilan pabrik tahu ini menjaga eksistensinya menjadi bukti kerja keras dan dedikasi yang tinggi dari pemilik dan pekerjanya. Kristiani Mamudi dan timnya terus membuktikan bahwa dengan konsistensi, ketekunan, dan kualitas, usaha tradisional dapat bertahan dan berkembang meski menghadapi berbagai tantangan.