Tanggapi maraknya pembajakan, owner toko Bulandu ajak beli buku orisinal

Indra Umbola
Penulis:
Editor: David Sumilat
Etalase toko buku Bulandu (Foto: Koleksi Pribadi)

ZONAUTARA.com – Dunia perbukuan di Indonesia seakan sudah menemui titik nadir. Bagaimana tidak, selain tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat literasi paling rendah di dunia, di Indonesia juga marak terjadi pembajakan buku.

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yakni hanya 0,001 persen. Hal tersebut artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.

Riset yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada tahun 2016 lalu tentang World’s Most Literate Nations Ranked juga mengemukakan data serupa.

Indonesia menempati peringkat peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Data serupa juga dapat dilihat dari hasil survei yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020. Hasil survei menunjukkan hanya sekitar 10 persen penduduk Indonesia yang rajin membaca buku.


Sedangkan dalam hal pembajakan buku, di Indonesia praktik culas tersebut sudah sangat massif. Berdasarkan survei Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) pada tahun 2021, sekitar 75 persen penerbit menemukan buku terbitan mereka dibajak dan dijual di lokapasar (marketplace). Survei ini melibatkan lebih dari 130 penerbit. Kerugian akibat pembajakan ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.

Selain menindak pembajak, diperlukan edukasi masyarakat agar tidak permisif terhadap praktik ilegal tersebut. Upaya ini juga untuk memberikan penghargaan lebih tinggi terhadap karya intelektual.

Praktik pembajakan buku tersebut menuai kritikan keras dari berbagai pihak, salah satunya dari owner (pemilik) toko buku Bulandu, Supri Gantu.

Ia menilai praktik culas pembajakan buku sangat berdampak bagi para penulis dan penerbit resmi yang memiliki lisensi.

“Penulis sudah melakukan riset bertahun-tahun. Sudah keluar banyak energi, anggaran dan sebagainya, tapi saat terbit malah dibajak dengan entengnya,” ujar Supri menyayangkan.

Supri juga menjelaskan terkait harga buku original yang seringkali dinggap mahal. Menurutnya, harga buku sangat bergantung pada harga pasokan bahan baku seperti kertas.

“Belum lagi royalti editor, desainer, penyelaras, pajak, dan lain-lain. Itu semua masuk HPP (Harga Pokok Penjualan). Nah, buku bajakan kenapa murah karena kerja-kerja kreatif tim penerbit telah mereka pangkas,” terang Supri yang juga telah mendirikan penerbitan independen dengan nama Bulandu sejak 2023 lalu.

Dijelaskannya, praktik pembajakan buku umumnya hanya membeli satu eksemplar buku bestseller yang orisinal kemudian diperbanyak menggunakan kecanggihan teknologi sehingga penampilannya menyerupai buku yang asli.

“Makanya pembeli awam banyak jadi korban,” ucapnya.

Bahkan tak sedikit para penyedia yang menjajakan buku palsu melalui e-commerce.

“Jumlahnya tak terhingga. Karena mereka ini berlayar di medsos sampai marketplace. Circle penerbit independen sudah pernah melakukan ultimatum, tapi diabaikan terus,” ungkapnya.

Dengan maraknya pembajakan buku yang terjadi, Supri berharap pemerintah dapat turun tangan menindak praktik culas tersebut.

“Pemerintah langsung yang yang turun tangan (melakukan penindakan). Itu sudah ranahnya pemerintah,” tegasnya.

Tak henti di situ, Supri mengajak para pembaca untuk mulai membiasakan diri membeli buku orisinal.

“Bisa menabung atau patungan untuk beli buku asli. Atau barter dengan teman, bisa juga ke perpustakaan. Atau lebih mudah lagi perpustakaan digital. Sekarang sudah banyak perpustakaan digital, termasuk aplikasi iPusnas yang khusus disediakan Perpustakaan Nasional ke pembaca secara gratis,” tutupnya.

***

Follow:
Mengawali karir junalistik di tahun 2019, mulai dari media cetak hingga beberapa media elektronik sebelum akhirnya bergabung dengan Zonautara.com di tahun 2024.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com