ZONAUTARA.com – Dilandasi semangat konservasi, Bank Sampah Induk (BSI) Likupang menyulap sampah menjadi barang-barang unik dan berdaya guna.
Dengan pengelolaan terampil, BSI Likupang menghasilkan produk-produk unggulan diolah dari bahan dasar sampah plastik.
Salah satu gagasan strategis untuk jangka panjang adalah untuk menopang keberlanjutan sektor pariwisata Likupang dari sisi lingkungan.
Yudit Rondonuwu, Direktur BSI Likupang menyampaikan harapan besarnya tentang sustainability pariwisata di Likupang sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia.
“Likupang itu kan salah satu daerah pariwisata di Sulawesi Utara. Kalau sudah kotor, jadinya tak menarik lagi. Harapannya pariwisata dapat bertahan, BSI akan support dari sisi lingkungan,” ujar Yudit saat ditemui Zonautara.com, Rabu (04/06/2025) di sela-sela Eco Vibe Fest di Kawasan Megamas Manado.
Produk-produk yang dihasilkan dari pengelolaan sampah plastik diproyeksikan dapat menjadi salah satu buah tangan khas dari Likupang.
“Daerah pariwisata harusnya punya produk lokal yang jadi oleh-oleh khas. Di Likupang sendiri belum banyak (oleh-oleh khas). Jadi terpikirkan untuk membuat souvenir yang ringan dan bisa dibawa kemana-mana oleh wisatawan,” terangnya.
Pengelolaan sampah di BSI Likupang merupakan sebuah kompleksitas lintas sektor, seperti pariwisata, ekonomi, serta lingkungan dan konservasi.
“Jadi sampah terkelola, masyarakat bisa jual sampahnya, ada produknya dan bank sampah bisa jalan. Jadi konservasi juga bisa kita jalankan karena dari hasil penjualan ini kita lakukan penghijauan,” ungkapnya.
BSI Likupang yang sudah berdiri sejak tahun 2021 itu juga menghasilkan beberapa produk lainnya seperti sofa dan filter _septic tank_ yang tentunya terbuat dari sampah plastik.
Saat ini produk-produk yang dihasilakan dapat diakses melalui Facebook, Instagram, Youtube dan TikTok dengan nama BSI Likupang atau Bank Sampah Induk Likupang.
“Yang mau order bisa lewat medsos,” pungkasnya.
***