BITUNG, Zonautara.com – Masyarakat Sulut patut berbangga diri karena Taman Wisata Alam (TWA) Batu Putih Tangkoko menjadi lokasi pelaksanaan Satu Abad Konservasi Alam di Indonesia serta peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2018.
Dan ini juga merupakan peringatan HKAN yang pertama kali digelar di luar pulau Jawa.
Acara ini berlangsung meriah dengan salah satu kegiatan yakni Pameran Konservasi Alam serta Produk Unggulan yang diikuti oleh 37 elemen konservasi di antaranya Taman Nasional, Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Lembaga Non Pemerintah yang memamerkan berbagai produk unggulannya.
Pameran tersebut digelar di camping ground Bumi Perkemahan TWA Batuputih dengan visualisasi materi pameran yang sangat menarik. Para peserta menempati stand-syand yang sudah disediakan.
Namun yang menarik perhatian adalah, berjarak sekitar 50 meter dari lokasi pintu masuk kawasan TWA Batuputih terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan
“HKAN 2018 Adalah Juga Milik Komunitas Peduli Lingkungan Yang Tak Berduit”
Di lokasi ini berdiri hampir 10 Stand pameran yang diisi oleh 26 komunitas, baik pecinta alam, lembaga konservasi dan beberapa kelompok tani di sekitar kawasan TWA
Tujuan dibangunnya stand pameran di luar area HKAN 2018 ini adalah menyalurkan kreativitas, dan memamerkan produk-produk dari pegiat konservasi alam di kawasan TWA dan sekitarnya.
Mereka sengaja menempati area di luar lokasi utama pelaksanaan HKAN karena tidak mampu membayar biaya sewa stand yang dianggap terlalu tinggi.
Menurut Ketua Lembaga Konservasi Kelurahan Batu Putih, Alfons Wodi, bahwa stand pameran itu dibangun untuk ikut pula mendukung suksesnya HKAN 2018.
“Karena kami tidak mampu membayar biaya sewa stand yang dibangun dalam kawasan TWA yang menurut kami terbilang cukup mahal yakni enam juta rupiah per hari.
Stand pameran Komunitas Peduli Lingkungan yang tak berduit, memamerkan berbagai produk kreativitas, cinderamata menarik, sampai dengan produk hydroponik berupa sayuran segar,” ujar Alfons.
Alfons merasa kegiatan HKAN ini belum melibatkan seluruh elemen konservasi yang ada di areal kawasan TWA Batuputih. Contohnya lembaga yang dia kelola, Lembaga Konservasi Kelurahan Batu Putih yang adalah bentukan dari BKDSA bahkan menjadi mitra kerja BKSDA tidak sedikitpun dilibatkan dalam kegiatan HKAN 2018 ini.
Oleh karena itu Alfons dan rekan-rekan yang tergabung dalam Komunitas Peduli Lingkungan Yang Tak Berduit dengan kesadaran dan keinginan untuk mensukseskan HKAN membagun stand pameran diatas tanah milik seorang rekan komunitas.
“Stand pameran ini rencananya akan tetap dibuka sampai dengan hari Sabtu tanggal 1 September 2018,” jelas Alfons.
Editor: Ronny Adolof Buol