Banjir bandang di Salua, fasilitas MCK hanyut

Ronny Adolof Buol
Penulis Ronny Adolof Buol
Akibat banjir bandang (11/12) di Salua. (Foto: Titik Susana Ristiawaty/ERCB)



SIGI – Banjir bandang kembali menerjang Desa Salua, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, khususnya RT 1 dan RT 2 Dusun 3, pada Selasa malam (11/12). Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 7.30 WITA ketika warga sedang melakukan salat Isya di masjid dan dikagetkan dengan suara gemuruh air.

“Ketika saya sedang salat Isya semalam, tiba-tiba terdengar suara perempuan menangis sambil berteriak air sudah masuk kampung,” kata Jusman Lahudo (59) seorang warga Desa Salua. Menurutnya, banjir bandang kali ini terbesar dan terparah semenjak tahun 1992. Beruntung seorang warga yang sedang sakit, yang rumahnya terisolasi banjir, cepat dievakuasi warga ke perbukitan di timur kampung Desa.

Dewi Fatimah (29) guru TK Pelangi Salua, yang rumahnya juga terdampak banjir bandang semalam menuturkan, hujan tidak terlalu deras dan tidak lama, tapi tiba-tiba air sudah memasuki kampung dan melewati depan rumahnya. Selain guru TK, Dewi menjadi relawan yang mengajar di Ruang Ramah Anak bantuan ERCB.“Saya panik dan takut karena air semakin besar,” kata Dewi.

“Kalau sudah begini kami mau tinggal di mana lagi?” lanjut Dewi sambil menitikkan air mata melihat rumahnya yang telah hancur.

Pada banjir bandang kali ini, jumlah kepala keluarga (KK) terdampak sebanyak 79 KK. Jumlah rumah terdampak 79 unit dan 40 unit diantaranya tidak layak huni. Ketinggian air yang bercampur lumpur setinggi lutut kaki orang dewasa. Potongan-potongan kayu pun bercampur dengan lumpur dan air tersebut.

“Sampai saat ini (12.00 WITA) air masih mengalir di Desa Salua dan alat berat masih berupaya membersihkan puing-puing material di sungai dan jembatan,” kata Arul dari Karsa Institute yang bersama dengan Emergency Response Capacity Building (ERCB) langsung menuju Desa Salua pada hari Rabu pagi (12/12).

Fasilitas SD dan SMP darurat yang didirikan pasca gempa pun tidak bisa digunakan lagi karena dipenuhi material banjir serta ada yang hanyut.

“Kegiatan ujian di Madrasah Ibtidaiyah yang rencananya hari ini adalah hari terakhir terpaksa dibatalkan,” tambah Arul.

Alat berat sudah diturunkan oleh Bina Warga untuk mengatasi tumpukan potongan kayu di jembatan yang menghalangi aliran air sehingga air meluap ke rumah-rumah warga. Menurut Darfian (50), salah satu pegawai Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah yang ditemui di lokasi mengatakan, untuk mengatasi dan menormalisasi Sungai Salua diturunkan tiga alat berat.

“Proses evakuasi, pengamanan serta normalisasi dipimpin langsung oleh Wakapolsek Kulawi, IPDA Deny Senewe yang dari semalam memantau terus situasi yang ada,” lapor Florensius dari Karsa Institute.

Menurut IPDA Deny Senewe tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir bandang kali ini. “Anggota saya masih mencari tahu dan menghitung berapa besar kerugian warga, khususnya warga Dusun 3,” kata IPDA Deny Senewe.

Fasilitas MCK dan ruang ramah anak yang dibangun oleh ERCB ikut hanyut terbawa banjir bandang ini.

“MCK 4 kamar masing-masing di Dusun 3, satu titik di lorong pasar satu titik lagi di RT 02 serta satu unit ruang ramah anak terdampak banjir bandang semalam,” kata Titik Susana Ristiyawati dari Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP). (ma/fl/tsr/mdk)

Sumber: Kareba Palu Koro Edisi II Desember 2018 (Newsletter terbitan konsorsium ERCB – Emergency Response Capacity Building)
Editor: Firmansyah MS



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Follow:
Pemulung informasi dan penyuka fotografi
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com