MANADO, ZONAUTARA.com – Masyarakat Gorontalo gelisah. Tiga warga di Desa Bakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo dinyatakan positif terinfeksi Bacilillus anthracis. Bakteri itu adalah penyebab penyakit antraks (anthrax).
Pekan lalu, seorang warga Desa Bakti dianggap menderita penyakit yang aneh. Dia lalu dilarikan ke Puskesmas Pulubala. Dari hasil pemeriksaan terkonfirmasi pasein yang bernama Ajis K Una (45) itu terjangkiti penyakit antraks.
“Benar. Ada seorang pasien dilarikan ke ruang UGD, yang secara klinis bisa dipastikan terdampak penyakit antraks. Setelah melakukan pemeriksaan medis. Kami langsung merujuknya ke rumah sakit,” jelas Kepala Puskesmas Pulubala, Abdul Haris Hamzah sebagai dinukil dari beritagar.id.
Dari tim yang diturunkan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi, didapati ada 24 orang yang telah memakan daging kambing yang diduga sumber dari virus tersebut. Tiga orang secara klinis terinfeksi antraks.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo H. Ulul Azmi Kadji, memintah pemerintah daerah menseriusi kejadian ini. Dikutip dari mimoza.tv, Ulul berjanji bahwa DPRD Provinsi Gorontalo akan mengawasi penanganan dinas terkait.
Pengawasan yang dimaksud Ulul termaksud Perda tentang lalu lintas ternak yang sudah disahkan beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Kompas.com, petugas telah melakukan vaksinasi terhadap seluruh ternak di seluruh wilayah tersebut.
“Secara rutin kami melakukan vaksinasi pasca wabah antraks ini, namun ini ada kejadian baru sehingga kami langsung menurunkan tim,” ujar Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gorontalo Femi Umar.
Kabar terjangkitinya warga dengan antraks membuat masyarakat Gorontalo cemas. Pada 2017 ada sekitar 25 ekor sapi yang mendadak mati karena penyakit tersebut.
Ajis yang terinfeksi antraks itu mengakui bahwa dia menyembelih kambingnya karena terlihat sakit-sakitan. Seminggu setelah mengonsumsi daging kambing itu, Ajis merasakan demam dan menggigil seketika.
“Bengkak-bengkak di tangan mulai bermunculan, Terus kepala saya seperti mau pecah,” jelas ajis.
Walaupun secara klinis Ajis dan pasien lainnya menderita antraks, namun Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikannya.
Penyakit serius dan langka
Antraks adalah penyakit serius dan langka yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Biasanya bakteri ini menjangkiti hewan ternak dan hewan-hewan yang dipakai dalam permainan, seperti rodeo, karapan sapi, atau adu domba.
Bakteri B. anthracis memproduksi spora yang dapat menyebarkan infeksi. Penularan kepada manusia dapat terjadi dengan menghirup spora antraks atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit antraks.
Sampai saat ini tidak ada bukti medis yang menunjukkan bahwa bakteri penyebab antraks dapat menular antar manusia. Namun orang yang sehat memiliki kemungkinan tertular jika dia memiliki luka di kulit yang bersentuhan secara langsung dengan luka yang ada pada kulit penderita antraks.
Jika tidak segera diobati, antraks dapat menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan membran dan cairan otak serta tulang belakang (meningitis), yang kemudian menimbulkan perdarahan hebat, lalu berujung pada kematian.
Biasanya gejala antraks akan terlihat setelah 7 hari usai seseorang terpapar bakteri ini. Namun jika terpapar lewat udara, butuh beberapa minggu spora yang terhirup bereaksi.
Ada empat jenis antraks sesuai cara penularannya, yakni antraks kulit, antraks gastrointestinal, antraks inhalasi dan antraks injeksi.
Antraks gastrointestinal menjangkiti penderita karena mengonsumsi hewan yang terinfeksi antraks, yang tidak dimasak sampai matang.
Gejalanya berupa rasa mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, nafsu makan menurun, demam, diare parah dengan kotoran bercampur darah, radang tenggorokan serta pembengkakan leher.
Editor: Ronny Adolof Buol