bar-merah

Grenada, negara yang lebih kecil dari Sangihe, tetapi penghasil pala terbesar

https://www.goatsontheroad.com

ZONAUTARA.com – Banyak yang tak kenal Grenada, sebuah negara kecil yang luasnya tak lebih besar dari Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara.

Jika Sangihe punya luas wilayah 461,1 km2, maka Grenada hanya punya luas wilayah sebesar 344 km2, lebih luas sedikit dari Kabupaten Sitaro (276 km2).

Baik Sangihe dan Sitaro sama-sama penghasil pala, komoditas rempah yang diburu para penjelajah kala itu. Grenada disebut-sebut sebagai penghasil pala nomor dua di dunia, setelah kepulauan Banda, Maluku.

Pala menjadi salah satu komoditas unggulan Grenada yang menopang perekonomian 104.000 penduduknya (PBB, 2009). Selain itu negara kecil kedua di dunia ini menghasilkan pisang, kakao, cengkeh, kayu manis, ubi jalar dan buah jeruk terbesar di kawasan Karibia.

Selain sektor pertanian, perekonomian Grenada juga bertumpu pada sektor pariwisata dan perbankan. Negara ini hanya punya 1,6% wilayah perairan.

Panorama indah di Grenada ( https://www.goatsontheroad.com )

Grenada memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1974 dan merupakan negara di dalam Persemakmuran Inggris, Oleh karena itu kepala negaranya adalah Ratu Inggris.

Ratu Inggris secara lokal diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal yang ditunjuk atas saran Perdana Menteri yang memimpin pemerintahan Grenada. Diakses pada website resmi Grenada, Perdana Menteri saat ini adalah Keith Claudius Mitcell.

Walaupun negara kecil, pemerintahan Grenada mengadopsi pemerintahan gaya barat dengan kekuasaan legislatif yang terdari dari DPR dan Senat. Pemilihan umum diadakan setiap lima tahun.

Posisi Grenada berada di antara Trinidad dan Tobago di bagian selatan dan St. Vincent dan Grenadines di utara Karibia Timur. Grenada berada 100 mil utara dari Venezuela dan 158 mil selatan barat dari Barbados.

Aktifitas vulkanik di Grenada membuat negara kecil ini memiliki topografi yang sangat indah sehingga membuatnya menjadi destinasi wisata yang didatangi turis lokal. Hasil vulkanis itu juga yang menyuburkan tanah di Grenada.

Sebelum dijajah Inggris, Grenada dulunya dibawah kekuasaan Perancis. Hingga sekarang jejak pengaruh Eropa sangat kuat dalam budaya Grenada, begitu juga pada arsitektur bangunan serta nama tempat.

Ibukota Grenada adala St. George yang terletak di pantai barat daya, yang sekaligus sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi utama.

Grenada menjadi perhatian dunia ketika Amerika Serikat mengintervensinya pada Oktober 1983. Kala itu Amerika mengirim 1.900 tentaranya ke Grenada atas permintaan negara Karibia Timur yang khawatir kepemimpinan rezim Bernard Coard yang pro Kuba.

Pala

Pala Grenada (http://www.gcnanutmeg.com)

Walau kini sektor pariwisata menjadi tumpuan ekonomi di Grenada, namun negara ini dulunya sangat mengandalkan komoditas pala.

Badai Ivan pada 2004 dan badai Emily (2005) memporak-porandakan tanaman pala, namun Grenada mampu mengembalikan produksi biji pala.

Saking populernya pala di sana, ada restoran yang bernama The Nutmeg Bar & Restaurant (restoran pala), yang terletak dekat jalan Wharf tepi pantai St George.

Catatan Bank Dunia memerikan produksi pala Grenada menguasai 20% pasar internasional. Grenada bahkan dijuluki sebagai pulau rempah. Meski demikian, petani pala di Grenada harus menghadapi tantangan iklim, terutama terjangan angin topan yang kerap datang di kepulauan Karibia. Tantangan lainnya adalah masalah ketersediaan air tawar, serta naiknya permukaan air laut.

Pala di Grenada diyakini berasal dari Banda di Maluku. Adalah Inggris, selama masa peralihan dalam perang Napoleon (1803-1825) yang mengambil alih kendali sementara pulau Banda dari Belanda, membawa bibit pala ke Sri Lanka, Penang, Bencoolen, Zanzibar dan juga ke Grenada.

Pala hadir di Grenada pada 1843 saat sebuah kapal Inggris dari Hindia Timur menyinggahi pulau ini dan meninggalkan beberapa pohon pala di sana. Nama Frank Gunney dicatat sebagai pembawanya. Pohon pala itu ditanam di Belvedere Estate di paroki St. Johns yang punya curah hujan tinggi dan kondisi tanah yang subur. Sejak itulah pohon pala menjadi komiditas negara ini.

Saat biji pala mengalami penurunan hasil panen di Banda pada 1950, dengan cepat Grenada mendapatkan tempat sebagai penghasil pala, hingga dijuluki sebagai Spice Island of the Caribbean (pulau rempah-rempah Karibia).

Produksi samping pala Grenada yang berkualitas sangat baik sudah dikenal digunakan pada produk merek terkenal seperti parfum Hugo Boss dan Channel Blue.

Pada 2002, dari catatan Grenada Cooperative Nutmeg Association, pala menyumbang 22,5% eksport negara itu, dan ada sekitar 30.000 orang bekerja di sektor pertanian pala.

Dari berbagai sumber
Editor: Ronny Adolof Buol



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com