MANADO, ZONAUTARA.com – Delapan orang Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor (KM) akhirnya tiba Manado, Minggu (09/09/2019). Sebelumnya seorang korban bernama Rahmat Bakus telah dipulangkan ke Manado pada 28 Agustus lalu.
Dipulangkannya delapan orang ABK tersebut sekaligus memastikan semua korban berada dalam keadaan selamat setelah menghilang 18 hari dengan KM Aleluya. Delapan korban yang tiba di Mando yaitu Elieser Manoka, Rizky Rahim, Jufri Lalele, Musbal Mabiang, Jon Manuahe, Lesianus Baghiu, Alfri Frans, dan Rival Frans.
Mereka tiba di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado pukul 11.45 wita. Suasana haru pun menyelimuti pertemuan bersama para istri dan anak, serta pemilik kapal dan tim dari Basarnas.
KM Aleluya hilang kontak pada tanggal 27 Juli. Basarnas baru menerima laporan tanggal 28 Juli mengenai adanya kecelakaan pelayaran KM Aleluya yang mati mesin di perairan Sulawesi Utara. Setelah melakukan pencarian berhari-hari, operasi sempat dihentikan dan ditutup. Namun Basarnas tetap melakukan pemantauan apabila ada tanda-tanda dari KM Aleluya operasi di buka kembali.
Pada Rabu (14/08/2019) pukul 09.00 seorang ABK bernama Rahmat Bakus ditemukan oleh kapal N03 Kinseimaru dan kemudian dievakuasi ke pelabuhan Naha Okinawa, Jepang.
Kamis (15/08/2019) pukul 09.00 diterima info dari RCC Guam bahwa delapan ABK KM Aleluya lainnya telah ditemukan oleh kapal nelayan lokal dengan kondisi selamat. Para korban kemudian diserahkan pada US Coast Guard yang sedang melakukan patrol dan selanjutnya dievakuasi ke negara Republik Palau. Sementara itu, KM Aleluya ditarik oleh US Patrol Coast Guard dan dipantau oleh RCC Guam menuju pelabuhan Palau.
Melalui berbagai upaya dan koordinasi Basarnas dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), para korban KM Aleluya yang total berjumlah sembilan orang korban akhirnya dapat dipulangkan melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di KBRI Palau.
Melewati proses sangat panjang akhirnya korban bernama Rahmat Bakus pulang terlebih dahulu dan delapan korban lainnya menyusulnya pulang Manado dalam keadaan selamat. Para korban pun berterima kasih atas usaha dan kebaikan yang sudah diterima.
“Saya dan keluarga saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala Kantor Basarnas Manado, Kemenlu, dan seluruh tim yang sudah berupaya mencari dan menolong kami sampai pemulangan kami dari Palau. Hingga akhirnya saya bisa bertemu anak dan istri lagi dengan keadaan selamat bersama sama teman teman ABK,” kata Rizki Rahim, ABK KM Aleluya yang selamat.
Kepala Kantor SAR Gede Darmada mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, terutama KBRI di Palau dan di Jepang yang membantu pemulangan sembilan korban KM Aleluya, dan pihak terkait lain yang membantu dari proses pencarian hingga pemulangan para korban KM Aleluya dapat membuahkan hasil yang baik.
“Itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami sebagai Basarnas. Dan semoga dari kejadian ini kita dapat mengambil pelajaran dan pengalaman yang paling berharga ini untuk kedepan agar bisa lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan jiwa,” tutur Gede Darmada.
Pihak Kemenlu di Palau turut mengantar pemulangan korbang KM Aleluya. Pihak Kemenlu menyatakan bahwa proses pembuatan berkas untuk persyaratan pemulangan korban sangatlah panjang.
Sebelum penyerahan ke keluarga, sebelumnya dilakukan penadatanganan berkas penyerahan dari Kemenlu ke Basarnas dan ke keluarga korban untuk menandakan bahwa korban sudah selamat sampai tujuan dan diterima keluarga.
Editor: Rahadih Gedoan