Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network
No Result
View All Result
Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network
No Result
View All Result
Zonautara
No Result
View All Result
Home CARI TAHU

Virus Wuhan-400 sudah disebut pada buku ini sejak 1981

by Ronny Adolof Buol
A A

ZONAUTARA.COM – Sebuah buku yang terbit pada 1981 bikin geger dan lagi jadi pembicaraan. Pasalnya buku tersebut telah menyentil soal virus yang mirip dengan virus corona atau Covid-19.

Namun pada buku yang berjudul The Eyes of Darkness karangan Dean Koontz itu, virus yang mematikan itu disebut sebagai Wuhan-400.

South China Morning Post menulis buku itu berkisah tentang sebuah laboratorium China yang mampu menciptakan sebuah virus sebagai senjata biologis.

Sebutan Wuhan-400 merujuk pada kota Wuhan, China, yang saat ini menjadi episentrum penyebaran virus corona.

Koontz dalam buku itu menceritakan bahwa Christina Evans seorang ibu, melakukan sebuah perjalanan mencari tahu kondisi putranya, Danny.

Danny sedang berkemah dan tidak berkabar. Christina berhasil melacak Danny yang berada di sebuah fasilitas militer. Danny ditahan gara-gara terinfeksi mikroorganisme buatan manusia yang diproduksi di pusat penelitian Wuhan.

Saat bertemu seorang pria bernama Dombey di laboratorium, Christina mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik dengan perang biologis. “Saya hanya ingin mengetahui mengapa anak saya berada di sini,” kata Christina.

Dombey meminta Christina untuk balik 20 bulan lagi. Dombey menjelaskan bahwa seorang ilmuwan China bernama Li Chen membelot ke Amerika. Dia membawa rekaman mengenai senjata biologis paling penting dan berbahaya dari China.

Senjata biologis itu sebut Wuhan-400, karena dikembangkan di Laboratorium RDNA di luar kita Wuhan dan terdiri dari 400 strain mikroorganisme buatan manusia yang diproduksi di pusat penelitian.

Pusat penelitian yang disebutkan dalam buku itu, merujuk pada Institut Virologi Wuhan, satu-satunya laboratorium keamanan hayati level empat milik China.

Laboratorium yang mempelajari virus mematikan itu, terletak sekitar 32 kilometer dari tempat virus corona pertama kali ditemukan.

Dalam buku itu disebut juga, bahwa Wuhan-400 merupakan senjata sempurna karena tidak dapat bertahan di luar seorang penderita lebih dari satu menit.

Dan ternyata Koontz bukan satu-satunya yang mengisahkan soal virus yang menyerupai corona saat ini. The Sun Daily, melaporkan, seorang penulis Amerika bernama Sylvia Browne telah juga memprediksi soal virus yang mematikan.

Browne menerbitkan buku berjudul End of Day: Predictions and Prophecies about the End of the World, yang terbit pada 2008.

Pada buku itu, Browne menceritakan soal sebuah penyakit pernapasan yang menyebar ke seluruh dunia yang akan terjadi pada 2020.

“Pada sekitar 2020, penyakit seperti pneumonia akan menyebar ke seluruh dunia, menyerang paru-paru dan saluran bronkial dan sulit disembuhkan dengan semua jenis perawatan yang ada. Lebih membingungkan lagi penyakit tersebut akan hilang secara tiba-tiba dan akan kembali menyerang sepuluh tahun kemudian, setelah itu menghilang sepenuhnya,” tulis Browne.

| Suara

Editor: Ronny Adolof Buol

Tags: dean koontzbuku soal virus coronavirus coronaCoronaasal usul virus coronathe eyes of darkness
ShareTweetSend

Related Posts

Ras manusia Indonesia
ZONAPEDIA

Mengenal 4 macam ras manusia di Indonesia

5 March 2023

...

sepak bola
Olahraga

5 Stadion Sepak Bola Internasional Termegah

1 March 2023

...

Discussion about this post

Facebook Twitter Instagram Youtube

Redaksi

Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Mongkonai Barat, Kotamobagu.
Email: [email protected]
[email protected]

  • Tentang Kami
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Data Pribadi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.