Janggalnya berbahasa Indonesia: kita atau kami?

ZONAUTARA.com – Ada sebuah fenomena berbahasa Indonesia dinilai janggal dalam amatan sehati-hari. Kejanggalan ini kian mendapat perhatian karena seringkali digunakan kalangan pejabat negara tatkala berbicara di depan publik.

Fenomena berbahasa tersebut adalah menyangkut penggunaan kata kita dan kami dalam kalimat dengan tidak tepat. Kata kita dan kami tergolong dalam pronomina (pron), yaitu kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kedua kata tersebut memiliki perbedaan makna.

• ka.mi

1. pron yang berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yang diajak berbicara); yang menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca

2. pron yang berbicara (digunakan oleh orang besar, misalnya raja); yang menulis (digunakan oleh penulis)

• ki.ta

1. pron pronomina persona pertama jamak, yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara

2. pron cak saya

Berdasarkan uraian makna dari KBBI tersebut, maka sangat tidak tepat bila seorang pejabat atau siapapun misalnya berkata, “Selaku pemerintah, kita juga sudah mengajukan kepada seluruh rumah sakit di Sulawesi Utara agar menyiapkan tempat-tempat isolasi.”

Orang yang mendengarkannya tentu selamanya tidak termasuk pihak yang berbicara. Apalagi bila berbicara dalam ruang publik.

Dalam logika berbahasa Indonesia, kalimat tersebut seharusnya, “Selaku pemerintah, kami juga sudah mengajukan kepada seluruh rumah sakit di Sulawesi Utara agar menyiapkan tempat-tempat isolasi.”

Mari kita bersama-sama menggunakan – meminjam frasa J. S. Badudu – bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kalau bukan kita orang Indonesia, siapa lagi yang akan menggunakannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari?