bar-merah

Jakarta darurat covid, kapasitas rumah sakit mulai kritis

Pemeriksaan swab test
Persiapan pemeriksaan swab test covid-19 di Sulut. (Foto: Zonautara.com/Ronny A./ Buol)

ZONAUTARA.com – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengkhawatirkan kapasitas rumah sakit dan persediaan obat serta alat pelindung diri tenaga kesehatan dalam menangani kasus covid-19.

Anies secara gamblang menyatakan bahwa alat pelindung diri tenaga kesehatan mulai terpakai habis.

“Pada tanggal 8 September lalu, kapasitas tempat tidur, Alat Pelindung Diri (APD) hingga obat-obatan yang dimiliki DKI sudah dipakai 77 persen,” kata Anies, Rabu (9/9), dikutip dari detik.com.

Menurut Anies, Jakarta memiliki fasilitas kesehatan sebanyak 190 rumah sakit. Dari angka itu, 67 rumah sakit merupakan rumah sakit rujukan Covid-19.

Selain rumah sakit, Anies menuturkan DKI memiliki rasio dokter yang tinggi ketimbang angka di tingkat nasional. Rencananya, DKI akan menaikkan kapasitas tempat tidur khusus covid sebanyak 20 persen menjadi 4.807 tempat tidur.

Namun setelah dihitung dengan angka aktif kasus, maka diprediksi rumah sakit akan kembali penuh pada akhir September.

“Untuk kapasitas ICU di Jakarta saat ini ada 528 tempat tidur dan sedang ditingkatkan menjadi 626 tempat tidur dan diperkirakan penuh tanggal 25 September,” beber Anies.

Situasi kasus covid-19 di Jakarta yang terus naik, membuat Anis kembali menerapkan Peraturan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kali ini PSBB yang diterapkan Jakarta adalah PSBB secara total.

Tingkat kematian akibat covid-19 di Jakarta juga bertambah dengan cepat, meski tingkat kematiannya masih termasuk rendah dibandingkan dengan angka nasional dan dunia.

“Walau tingkat kematian menurun tapi jumlah absolutnya tambah, secara absolut kematian harian kita tambah,” kata Anies, kemarin.

Dari data yang dipaparkan Anies, bahwa tingkat kematian di Jakarta pada Agustus hingga September menunjukkan peningkatan. Kurva merah yang dijelaskan Anies terlihat menaik.

“Ini kondisi yang sangat tidak menggembirakan. Angka pemakaman pakai prototap covid juga meningkat,” beber dia.

Anies bercerita, pada awal pandemi tingkat kematian tergolong tinggi. Kemudian, angka ini sempat melandai saat dilakukan pengetatan PSBB di awal pandemi, kemudian kurva kembali menaik.

Dikutip dari corona.jakarta.go.id pagi ini total orang yang meninggal ialah sebanyak 1.347 orang dengan tingkat kematian 2,7 persen di Jakarta. Kemudian kasus positif secara total hampir menyentuh 50 ribu kasus yakni 49.837 kasus positif.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com