SANGIHE, ZONAUTARA.com – Jaringan internet di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berada di perbatasan Philipina ini, masih sangat terbatas fasilitas.
Masih banyak desa di daerah ini yang belum tersentuh jaringan internet karena terhalang faktor geografis seperti berada di kepulauan yang jauh dari pulau utama dan masalah lokasi desa yang berada diperbukitan.
Satu di antaranya adalah di Desa Makalekuhe Kecamatan Tamako. Penerapan belajar dalam jaringan (daring) sangat sulit karena banyak pelajar dari SMP Negeri 6 Satu Atap Tamako yang tinggal di Daerah yang tidak ada jaringan internet.
Guru SMP Negeri 6 Satu Atap Tamako, Meity Gagaho, menceritakan, di masa pandemi Covid-19 dengan proses pembelajaran daring dan luar jaringan (luring) di sekolahnya hanya bisa melakukan pembelajaran luring.
“Kami di sini selain jaringan kurang baik juga hampir semua siswa tidak ada HP ataupun laptop,” jelas Meity, guru mata pelajaran Agama Kristen ini.
Untuk mendukung agar pembelajaran luring bisa berjalan dengan baik, kata Meity, para guru rela berjalan kaki naik turun gunung pergi ke rumah siswa.
“Memang tidak semua siswa di sini rumahnya berada di pinggir jalan maupun di lokasi terjangkau akses jalan masuknya,” kata guru yang masih berstatus Tenaga Harian Lepas.
Tempat tinggal pelajar di sini, menurut Meity, banyak berada di pegunungan dan pinggir pantai yang tak terjangkau jaringan internet.
“Kami terpaksa harus meninggalkan sepeda motor di pinggir jalan dan masuk ke rumah-rumah siswa dengan berjalan kaki karena jalan yang sempit dan rusak serta belum beraspal,” jelasnya.
Meity menjelaskan, tantangan terberat saat mengajar luring adalah di waktu hujan. Ia harus berjalan kaki walaupun jalannya licin dan tetap berusaha agar materi bisa diantar kepada pelajar.
“Kami ke rumah siswa dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 baik mencuci tangan, pakai masker, dan menjaga jarak,” ungkapnya.
Penulis : Julkifli Madina/kabarmanado.com