bar-merah

TBC banyak menyerang orang berusia di atas 45 tahun

zonautara.com
Image: mainlinehealth.org

Pengertian TBC

Tuberculosis atau yang sering kita dengar dengan singkatan TB dan TBC adalah salah satu penyakit yang menyerang atau merusak paru dan disebabkan oleh kuman mycrobacterium tuberculosis. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang terjadi akibat faktor lingkungan, dan penyakti ini dapat menyerang semua usia, namun penyakit ini lebih banyak menyerang orang-orang yang berusia di atas 45 tahun mungkin dikarenakan daya tahan tubuh mereka yang semakin menurun.

Dari hasil penelitian penyakit tuberculosis ini lebih banyak menyerang laki-laki dikarenakan mungkin laki-laki lebih banyak beraktivitas di luar rumah di bandingkan dengan perempuan. Penyakit ini juga adalah salah satu penyakit menular yang berbahaya dan sampai sekarang penyakit ini masih menjadi perhatian dunia dikarenakan jika tidak ditangani dengan baik dan cepat maka penyakit ini akan mengakibatkan kematian.

Jumlah angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh kuman mycrobacterium tuberculosis sangatlah besar, di Indonesia sendiri menempati peringkat ketiga kasus TBC terbanyak dunia setelah India dan China. WHO memerkirakan antara tahun 2002 hingga 2020, 1000 juta orang akan terinfeksi, lebih dari 150 juta orang akan sakit dan 36 juta orang akan meninggal akibat TB jika kontrol kedepan tidak baik.

Untuk menyembuhkan penyakit TBC ini membutuhkan waktu yang sangat lama dan juga pengobatan harus dilakukan secara terus menerus tidak boleh putus, dikarenakan kuman ini sangat kuat dan dia bisa berpura-pura mati dan jika seseorang pasien merasa sudah sembuh dan tidak mengikuti pengobatan lagi maka kuman itu akan kembali bereaksi dan mengakibatkan pasien kembali sakit dan harus mengikuti pengobatan dari awal lagi.

Untuk menghindari penyakit TBC ini maka kita haru mengetahui penyebab, gejala, dan cara pencegahannya.

Penyebab TBC

Penyakit ini disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini menyebar di udara melalui sumburan air liur dari batuk dan bersin seorang penderita TBC. Tuberkulosis sendiri dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang tersering dan paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru.

Ada beberapa kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terkenal atau tertular TBC yakni orang yang kekebalan tubuhnya menurun, orang yang malnutrisi, perokok aktif, pecandu narkoba, dan petugas medis yang sering berhubungan dengan pasien TBC tanpa menggunakan APD.

Gejala-gejala Penyakit TBC

Gejala umum TBC yakni pasien akan mengalami batuk lebih dari 2 minggu dan batuk kadang mengeluarkan dahak dan bisa juga darah. Pasien juga akan mengalami kehilangan napsu makan yang mengakibatkan penurunan berat badan pasien secara drastis.

Ada juga pasien akan merasa kelelaha, demam dan keringat dingin yang terjadi dimalam hari, dan jika sudah sangat parah maka pasien akan mengalami sesak napas.

Pencegahan Penyakit TBC

  • Pencegahan Primer
    Pencegahan ini di lakukan sebelum seseorang terpapar penyakit ini, tindakan pencegahan primer biasanya di lakukan dengan cara memberikan promosi kesehatan secara dini kepada masyarakat tentang bahaya Tuberkulosis. Pencegahan primer juga di lakukan dengan pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin), vaksin ini wajib diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan, agar menjaga kekebalan tubuh bayi. Vaksin ini bisa diberikan kepada semua kalangan baik itu bayi, remaja, dan dewasa. Namun, perlu di ingat bahwa efektivitas dari vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa. Dan juga pencegahan di lakukan dengan meminum obat anti TBC seperti chemoprophylaxis.
  • Pencegahan Sekunder
    Pencegahan ini biasa di lakukan dengan cara mengontrol kontak fisik pasien dengan orang sekitar agar dapat memutuskan rantai infeksi TBC. Bukan ,mengontrol kontak fisik saja melainkan juga harus mengontrol kontak lingkungan, di karenakan penyakit ini adalah salah satu penyakit yang terjadi akibat lingkungan yang tidak bersih. Langkah kontrol kejadian ini juga dapat dilakukan dengan cara memberikan imunisasi pada pasien yang negative TBC dan memberikan obat chemoprophylaxis pada pasien yang positif TBC.
  • Pencegahan tersier
    Salah satu cara penegahan tersier yaitu dengan rehabilitas. Rehabilitas bisa di mulai sejak diagnosis kasus agar mencegah terjadinya gangguan secara psikis kepada pasien. Rehabilitas dapat menjadi penghibur selama fase akut atau hospitalisasi awal pasien.

Pengobatan Penyakit TBC

Untuk menentukan bahwa pasien menderita TBC maka dokter akan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan seperti rontgen dada, tes darah, tes dahak agar dapat mendapatkan hasil yang akurat. Jika dalam pemeriksaan pasien positif terkena TBC maka pasien harus mengikuti pengobatan yang lebih dari 6 bulan tanpa putus, dikarenakan jika putus maka harus memulai pengobatan dari awal lagi.

Biasanya pasien yang menderita penyakit TBC akan mengonsumsi beberapa jenis obat antituberculosis, dan obat jenis ini hanya bisa di ambil langsung di puskesmas dan rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

  • http://jurnal.fk.unand.ac.id
  • https://www.beritasatu.com/elvira-anna-siahaan/kesehatan/590064/indonesia-peringkat-ke3-kasus-tb-tertinggi-dunia
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis

Penulis: Rice Marina Amarduan


zonautara.com
Penulis adalah mahasiswa semester 3 Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado


Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com