bar-merah

Paduan suara Sulut terdampak pandemi, ribuan pelatih menganggur

MANADO, ZONAUTARA.com – Terhentinya berbagai festival internasional, nasional dan lokal sebagai dampak pademi Covid-19 menjadikan tahun 2020 sebagai masa kelam bagi dunia Paduan Suara di provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Sulut adalah salah satu provinsi yang merupakan pusat perkembangan seni paduan suara di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, grup-grup Paduan Suara dari daerah ini tidak saja merajai berbagai ajang festival tingkat nasional tapi juga mampu bersaing pada festival tingkat dunia di berbagai negara.

Dari data yang ada, Sulut mengoleksi sekitar 15 ribu tumpukan paduan suara yang dilatih ribuan tenaga pelatih. Selain itu, ada puluhan ajang festival tingkat lokal yang selalu berlangsung setiap tahunnya, yang membuat aktivitas paduan suara di daerah ini menjadi marak.

Dari sisi ekonomi, ada ribuan tenaga pelatih yang tersebar di berbagai daerah bergantung hidup dari cabang seni nyanyi ini. Itu sebabnya ketika sejak awal 2020, dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang menerjang keras kehidupan masyarakat global tanpa pandang bulu, dunia paduan suara Sulut pun ikut terpukul.

“Sejak Covid-19 mewabah, semua kegiatan paduan suara praktis lumpuh total,” ujar Wenny F.O Pantouw baru-baru ini.

Pembina Paduan Suara Gema Sangkakala itu mengatakan sekitar 15 ribu tumpukan Paduan Suara di Sulut menghentikan aktivitasnya selama era pandemic dan ribuan pelatih terpaksa menganggur.

“Dari aspek ekonomi, keadaan ini sangat berpengaruh pada pendapatan para pelatih paduan suara. Sebab, banyak paduan suara terpaksa menunda dan menghentikan sementara kegiatan dan rencana mereka hingga waktu yang belum ditentukan karena kondisi yang tidak memungkinkan mereka untuk berlatih secara tatap muka,” kata sosok yang ajek menjadi juri festival paduan suara ini.

“Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk tetap mengaktifkan kegiatan paduan suara saat ini hanya dilakukan lewat paduan suara secara virtual,” kata dia.

Tapi, sembungnya, inovasi paduan suara virtual sangat sulit dilakukan di Sulut akibat penguasaan teknologi yang terbatas.

“Apalagi kalau melatih secara virtual akan sangat sulit mencapai hasil maksimal,” ungkap pelatih yang berkali-kali mengatar Paduan Suara Gema Sangkakala sebagai juara di ajang festival tingkat dunia tersebut.

Penulis: Iverdixon Tinungki



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com