ZONAUTARA.com – Jumlah orang yang tertular virus corona secara global mendekati angka 100 juta orang. Diakses dari Worldometers pada Senin (4/1/2021), kini sudah ada 85,5 juta kasus.
Begitu juga dengan jumlah yang meninggal yang kini mencapai 1,85 juta orang di seluruh dunia. Angka-angka ini masih terus naik, bahkan di beberapa belahan dunia situasinya semakin mengkhawatirkan.
Belum reda penanganan Covid-19, kini sudah mulai bermunculan varian baru hasil dari mutasi virus corona.
Setidaknya kini sudah ada empat varian baru virus corona yang dilaporkan ditemukan menular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilisnya dikutip dari detik.com, menjelaskan empat varian baru virus corona yang mulai menyebar ke berbagai negara itu.
1. Varian dengan mutasi D614G
Menurut WHO, varian virus Corona D614G ini mengkode spike protein pada akhir Januari atau awal Februari 2020. Virus ini bermutasi dan menggantikan jenis Covid-19 yang pertama kali muncul di akhir 2019 lalu, yang teridentifikasi di Wuhan, China.
Strain D614G ini bisa meningkatkan infeksi dan penularan, tetapi tidak ditemukan bahwa varian ini lebih berbahaya daripada jenis sebelumnya.
Selain itu, belum ada laporan yang menyatakan bahwa varian virus ini bisa memperparah penyakit atau mengganggu efektivitas vaksin.
2. ‘Cluster 5’
Varian baru Corona kedua ini disebut dengan ‘Cluster 5’ yang ditemukan pada Agustus dan September 2020, di Jutlandia Utara, Denmark. Otoritas Denmark mengidentifikasi mutasi ini di peternakan cerpelai di negara tersebut.
WHO mengatakan, Cluster 5 bisa mengakibatkan “pengurangan netralisasi virus pada manusia, yang berpotensi menurunkan tingkat dan durasi perlindungan kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi alami.”
Sejauh ini, otoritas Denmark baru mengidentifikasi beberapa kasus yang berkaitan dengan varian baru Corona ini. Mereka percaya bahwa varian ini tidak menyebar seluas mutasi lainnya.
3. VOC 202012/01
Pada 14 Desember 2020, pihak otoritas Inggris melaporkan pada WHO bahwa mereka menemukan varian baru Corona. Varian tersebut dinamai dengan VOC 202012/01 atau variant of concern yang ditemukan tahun 2020, bulan 12, varian 01. Varian dengan mutasi N501Y ini pertama kali diidentifikasi di bagian tenggara Inggris.
Berdasarkan laporan yang ada, varian baru virus Corona ini 70 persen lebih mudah ditularkan daripada mutasi lainnya. Hal ini pun memaksa banyak negara untuk menangguhkan penerbangan dari dan menuju Inggris.
Dari hasil penelitian, meski varian ini lebih cepat menyebar atau menular, belum ada bukti bahwa jenis ini tidak mengubah tingkat keparahan penyakitnya. Hingga saat ini, varian VOC 202012/01 ini telah ditemukan di sekitar 31 negara.
4. 501Y.V2
Varian baru Corona 501Y.V2 ini pertama kali ditemukan pada 18 Desember 2020 di Afrika Selatan. Dinamakan demikian karena memiliki mutasi N510Y. Pada penelitian awal, varian 501Y.V2 ini diketahui memiliki viral load yang lebih tinggi, sehingga bisa meningkatkan penularan virus.
Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang jelas bahwa varian baru Corona tersebut bisa membuat penyakit yang lebih parah.