bar-merah

Menjaga tradisi Monuntul dengan tetap taat prokes

Tradisi Tuntul
Seorang warga sedang memasang lampu tradisional di Desa Otam. (Foto: Ronny A. Buol)

ZONAUTARA.com – Tradisi tuntul atau pasang lampu pada setiap tiga hari jelang Lebaran, atau malam ke 27 bulan Ramadan tetap dilakukan di Desa Otam Barat, Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, meski dalam situasi pandemi Covid-19.

Gelaran tradisi ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Panitia Tuntul yang merupakan gabungan dari aparat desa, remaja masjid dan pemuda desa, akan berpatroli untuk mengingatkan warga agar tetap taat prokes.

Di depan gerbang masuk lapangan desa yang merupakan titik pusat pelaksanaan Tuntul, telah disediakan fasilitas cuci tangan. Selain itu, Semua orang yang berkunjung wajib menggunakan masker.

“Karena tradisi (pasang lampu) ini sudah kami lakukan dari zaman dahulu, penting bagi kami untuk tetap melestarikannya. Oleh karena itu, kami selaku pemerintah desa memberikan keleluasaan tapi tetap terbatas, dalam artian acara ini harus terkontrol, sebab bagaimanapun ini masih suasana pandemi,” kata Kepala Desa Otam Barat, Impa Ginoga, (54), Minggu, (10/05/2021).

Menurut Impa, tradisi ini sempat tidak dilakukan pada tahun 2020 lalu. Hal ini mengundang keprihatinan warga yang sebelumnya terbiasa melaksanakan Tuntul pada bulan Ramadan.

“Makanya, semua terlaksana karena swadaya masyarakat. Bahan baku seperti lampu dan lainnya, sumber dananya dari masyarakat. Tujuannya, ya agar tradisi ini tetap terjaga,” tutur Impa.

Kepala Desa Otam Barat, Impa Ginoga

Terpisah, Amesia Hamim, (49), warga Desa Otam Barat, mengaku tidak keberatan dengan aturan dan penerapan prokes yang diwajibkan panitia.

“Tidak apa-apa, asal tradisi ini tetap dilakukan. Cukuplah tahun kemarin tidak bisa sama sekali. Lagipula, dengan menggunakan masker, hidung kita juga aman dari arang yang berasal dari lampu,” katanya.

Dirinya berharap, semua warga bisa menaati prokes agar tradisi ini bisa terus dilakukan di masa pandemi.

“Kita belajar dari tahu sbelumnya, sama sekali tidak ada tuntul,jadi saya berharap semuanya bisa taat prokes, sehingga tradisi ini bisa dilakukan tidak hanya tahun ini, tapi seterusnya, sebab kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir,” pungkasnya.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com